BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 Ganesha yang berlangsung di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Jawa Barat.
Sentra vaksinasi ini terselenggara atas kerja sama antara Ikatan Alumni Institusi Teknologi Bandung (IKA ITB) dengan Kementerian Kesehatan, Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (IKA Unpad), dan Ikatan Alumni Universitas Katolik Parahyangan (IKA Unpar).
Dan didukung oleh Indofood, Indomaret, Salim Group Gerak Pesat, ACA Asuransi, Bakti Kominfo, BRI Peduli, Bank BTN, Pelindo, Antam, serta PT. Pro Plastic Prima Extruder.
Target Vaksinasi 2000-3000 Orang Per Hari
Fasilitas vaksinasi yang dimulai pada 20-29 Agustus 2021, ditujukan kepada masyarakat umum dan pelaku parekraf yang ada di sekitar Sasana Budaya Ganesha, dengan target penerima vaksin sebanyak 2.000-3.000 orang per hari.
“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. Ini merupakan bentuk kolaborasi kolosal antara pemerintah dengan para stakeholder. Dengan masifnya program vaksinasi mudah-mudahan herd immunity dapat segera terwujud, sehingga sektor parekraf dapat bangkit, ekonomi segera pulih. Dan dapat membuka lapangan kerja,” kata Menparekraf, Senin, (23/8/2021).
Data Kemenkes tanggal 21 Agustus 2021 menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Barat. Yang telah menerima dosis vaksinasi pertama sebanyak 21,8 persen dari sasaran vaksinasi sebesar 37 juta orang.
“Kita ingin agar angka ini bisa terus meningkat. Oleh karena itu, kita harus gercep ‘gerak bersama’, geber ‘gerak bersama’. Dan ‘garap semua potensi’ agar vaksinasi ini lebih terdistribusi bagi pelaku parekraf dan masyrakat,” imbuhnya.
Menparekraf mengapresiasi sistem antrean pendaftaran di sentra vaksinasi Ganesha. Karena pihak penyelenggara mampu mengelolanya dengan baik.
Begitu pula dengan area tunggu, area vaksinasi, dan area observasi yang dilakukan. Dengan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.
Lebih lanjut, Menparekraf mengatakan saat ini pemerintah tengah menyiapkan integrasi aplikasi PeduliLindungi dengan data vaksinasi dari semua daerah. Ke depan, mobilitas penduduk (misalnya ke restoran, tempat wisata, dan tempat publik lainnya) akan bergantung pada status vaksinasinya dan wajib menunjukkan sertifikat vaksin.
“PeduliLindungi ini akan menjadi gold standard kita dalam berkegiatan. Untuk penggunaan sertifikat vaksin di berbagai destinasi dan sentra ekraf masih kita diskusikan dengan Kemenkomarvest,” katanya.
Dikatakan Menparekraf sejak bulan Februari 2021, Kemenparekraf sudah memiliki 50 sentra vaksinasi dan telah memvaksin lebih dari 166 ribu pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di berbagai daerah.
Hal ini tentu berkat kerja sama dengan dunia usaha, institusi pendidikan, serta stakeholder lainnya.
Oleh karenanya, Menparekraf terus mendorong agar seluruh unsur pentahelix bekerja sama dalam menghadirkan layanan vaksinasi. Agar target yang ingin dicapai Kemenparekraf sampai dengan akhir tahun 2021 untuk memvaksin 500 ribu pelaku parekraf dan masyarakat dapat tercapai.
Dalam kesempatan itu, Menprekraf didampingi oleh Ketua Umum Ikatan Alumni ITB, Gembong Primadjaja; Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf/Baparekraf, Henky Manurung; dan Staf Khusus Menteri Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu-isu Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Ario Prawiseso. (*/tiwi)