BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Akibat kebocoran pipa di kawasan Jalau R.E Marthadinata, Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirtawening, Sonny Salimi menyatakan, pihaknya masih membutuhkan waktu untuk mengembalikan aliran air hingga normal, kepada pelanggan.
“Karena perbaikan pipa sudah selesai kami lakukan, namun kami harus medistribusikan air kepada pelanggan secara bertahap,” ujar Sonny kepda wartawan Kamis (26/8/2021).
Sonny mengatakan, setelah kejadian pipa pecah diruas JL R.E Martadinata, pihakya melakuan langkah cepat untuk melakukan perbaikan. Dimulai dari memotong pipa agar bisa diangkat dari tanah, menyambung sampai memasang kembali.
“kami memerlukan waktu cukup lama, dari Minggu siang sampai hari Selasa, untuk melakukan perbaikan pipa,” terang Sonny.
Bahkan, lanjut Sonny, pihaknya membutuhkan alat berat selama proses perbaikan. Alat berat yang dibutuhkan untuk memotong pipa, dan mengangkat dari tanah. “Karena setelah kami cek, pipa di tanam di kedalaman sekitar 1,5 meter,” tambah Sonny.
Namun, meski pipa sudah terpasang, Sonny mengatakan, pihaknya tidak bisa langsung mengalirkan air seperti dalam keadaan normal.
“Dalam kondisi normal, pipa bisa dialiri air sekitar 700 lliter per detik. Namun, karena kondisinya seperti ini, maka debit air yang kami alilrkan ke pelanggan, harus dicicil, dari 200 -5liter perdetik. Kami harus memastikan, aliran air tidak terhalangi udara dan lumpur. Kami juga harus memastikan tidak ada sambungan pipa yang bocor,” paparnya.
Untuk itu, Sonny memastikan, aliran air tidak bisa normal dalam waktu yang tepat. Menurutnya, setidaknnya pada kamis (26/8) malam, aliran air ke pelanggan bisa normal seperti biasanya.
Sebenarnya, lanjut sonny, meski ada gangguan aliran air ke pelanggan, namun tidak banyak pelanggan yang benar-benar tidak mendapatkan air. “Yang terjadi paling hanya pengurangan debit air sebanyak 25%,” terangnya.
Karenanya, Sonny mengaku tidak banyak keluhan warga. Kalaupun ada keluhan, itu mengenai kurangnya debit air yang mengalir. Demikian juga permintaan bantuan air bersih dari warga, menurut Sonny hanya 2-3 tanki saja.
“Berbeda kalau kondisinya sedang kemarau. Permintaan bantuan air bersih sangat massif. Kalau sekarang paling hanya 2-3 tangki saja,” terang Sonny.
Menyikapi kejadian pecahnya pipa di ruas Jl R.E Martadinata ini, Sonny mengatakan, pihaknya melakukan investigasi termaasuk meminta keterangan dari kantor-kantor di sekitar titik pecahnya pipa.
Pasalnya, jika dilihat dari beberapa kemungkinan pennyebab pecahnya pipa, sangat kecil kemungkinan pipa pecah karena adaya tekanan air.
“Tekanan air hanya mungkin terjadi di beberapa titik yang berada di Kawasan ekstrei, seperti di Banjaran, Baleendah dan Pangalengan. Di sanakan titik nol air, berada di bawah, lalu naik lagi ke atas, sehingga memungkinkan ada perubahan tekanan air,” terangnya.
Sony juga yakin, pecahnya pipa bukan karena korosi pada pipa. Karena meskipun kondisi permukaan pipa tidak halus lagi, namun secara keseluruhan pipa masih tebal dan tidak menipis.
Sehingga, Sonny berpikir hal yang paling memungkinkan jika ada kegiatan ekstrim di wilayah sekitar yang memberikan tekanan kepada pipa. Sehingga pipa menjadi pecah.
“Makanya kami meminta Kerjasama dari kantor-kantor yang ada di sekitar sana, untuk memberitahu apakah ada kegiatan ekstrim di sana,” tuturnya.
Kepada pelanggan dan masyarakat yang terganggu akibat insiden ini, Sonny memohon maaf yang sebesar-besarnya. (put)