PASPENDIDIKAN

Ikhsan : Jangan Terlena Dalam Euforia Turunnya Level PPKM

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Pandemi virus covid-19 yang sudah berjalan hampir lebih 1,5 tahun ini, sejak diumumkan oleh WHO pada Maret 2020, sangat berimbas pada segala bidang.

Upaya pemerintah dalam menangani pandemi ini dengan membatasi aktivitas masyarakat.

Aturan pembatasan kegiatan dari mulai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga saat ini Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlevel adalah upaya yang baik.

Upaya pemerintah sangat memberikan hasil yang cukup baik dengan menurunnya kasus positif dan kematian.

Alumni Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Pasundan sekaligus Dosen Universitas Sutomo, Ikhsan Gatot Aji Prasetio S.Pd., M.Si mengatakan bahwa dalam hal ini perlu kita syukuri, namun jangan sampai kita terlena atas menurunnya kasus PPKM dibeberapa wilayah di Indonesia.

“Menurunnya level PPKM dibeberapa wilayah di Indonesia, jangan sampai kita sebagai masyarakat terlena dan euforia berlebihan. Dapat kita jumpai saat ini objek wisata mulai dibuka, banyak masyarakat antusias mengunjungi objek wisata karena sudah terlalu lama tidak berwisata. Hal ini jangan sampai menjadi kelengahan bagi kita semua, oleh karena itu perlu kesadaran dari setiap individu terhadap protocol kesehatan,” tuturnya.

Ikhsan mengatakan di Indonesia sudah dua kali mengalami lonjakan kasus covid19.

“Hal ini perlu dijadikan pembelajaran bagi berbagai pihak, jangan sampai hal tersebut terulang kembali,” tandasnya.

Apalagi sambung Ikhsan, saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memulai kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM).

“Perlu kita akui bahwa proses pembelajaran secara daring sangatlah menimbulkan banyak kendala,” imbuhnya.

Ikhsan menerangkan bahwa sebagian orangtua murid masih ragu dan enggan memberikan izin kepada anaknya untuk melakukan pembelajaran tatap muka disekolah. Padahal dalam prosesnya sekolah melaksanakan proses pembelajaran sesuai intruksi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan mengedepankan protocol kesehatan.

Oleh karenanya untuk mendukung kebijakan tersebut masyarakat harus saling menyadari keterlibatannya dalam mengaplikasikan taat protocol kesehatan.

“Tentunya jika masyarakat terlalu euforia berlebihan dengan melonggarnya kebijakan PPKM, maka sangat disayangkan apabila nanti akan mengakibatkan melonjaknya kasus covid-19 seperti yang sudah dialami sebelumya. Karena nanti akan menghambat proses pembelajaran secara tatap muka,” terangnya.

“Selain mentaati protokol kesehatan, perlu kiranya kesadaran kita untuk mendukung pemerintah dalam mencapai herd immunity, sehingga apa yang diharapkan kita semua untuk kembali hidup normal akan segera tercapai,” tutupnya. (*/tiwi)

Tiwi Kasavela

Recent Posts

372 Mahasiswa Magister dan Doktor Pascasarjana Unpas Ikuti Matrikulasi

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Sebanyak 372 mahasiswa program Doktor dan Magister Pascasarjana Universitas Pasundan (Unpas) mengikuti…

2 menit ago

Persib Diguncang Kabar Pemain Intimidasi Bobotoh

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Kabar tak sedap datang dari Persib Bandung. Beredar kabar pemain Persib ada…

52 menit ago

Harga Pangan Bervariasi: Ayam dan Cabai Turun, Bawang Melonjak

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pada Sabtu (21/9/2024) pagi, harga beberapa komoditas pangan seperti daging ayam ras,…

2 jam ago

Korban Gempa di Cibereum Mulai Mengeluh Penyakit Pasca Bencana

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Sejumlah warga korban gempa bumi di Desa Cibereum, Kecamatan Kertasari, mulai mengeluhkan…

3 jam ago

Ribuan Warga Masih Bertahan di Pengungsian Gempa Kertasari, Butuh Makanan dan Selimut

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Empat hari setelah gempa bumi mengguncang Kertasari, ribuan warga masih bertahan di…

4 jam ago

Ternyata Makassar hingga Sumedang Tercatat Paling Panas di Asia Tenggara!

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Analisis terbaru dari Climate Central mengungkapkan bahwa empat kota di Indonesia, yaitu…

5 jam ago