BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pada tanggal 19 Oktober 2021 diperingati sebagai peringatan maulid Nabi atau hari kelahiran nabi Muhammad SAW bagi umat Islam. Namun karena kondisi pandemi covid-19, para pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung menghimbau masyarakat agar tidak memperingatinya dengan euforia.
“Protokol kesehatan (prokes) jangan euforia di masyarakat, tetap koordinasi satgas, tetap sampaikan informasi positif ke publik.
Prokes tetap perhatikan, bisa mengadakan peringatan tapi kapasitas perhatikan, kita kan sedang berproses bertahan,” ucap Tedy disela acara di De Marakesh, (Kamis, 14/10/2021).
Disampaikan Ketua DPRD Tedy Rusmawan nanti tanggal 18 Oktober 2021 akan disampaikannya pernyataan pemerintah pusat kota Bandung sudah di level mana.
“Kita lihat nanti, tapi doa Bandung turun dari level 3 ke 2. Harapannya semakin baik. Seharusnya kita sudah di level 2 tapi karena masuk wilayah aglomerasi jadi ketarik,” paparnya.
Terlebih kata politisi PKS ini, konfirmasi aktif penyebaran virus di kota kembang ini per hari kurang dari 100, bahkan kemarin hanya 6.
Senada dengan Tedy, Wakil Ketua I DPRD Kota Bandung DPRD Ade Supriadi pun mengharapkan peringat layaknya sudah menjadi tradisi umat Islam itu agar mengedepankan prokes.
“Kota Bandung ini sudah bagus kesehatan cara menanganginya, alangkah baiknya jika kita mengisi acara dengan bacaan sholawat, dzikir tingkatkan ibadah kepada Allah SWT, membaca sejarah Rasulullah,” ucap Ade.
Menurut Ade ketimbang hura hura sebaiknya mencontoh kebaikan beliau (nabi Muhammad SAW, red). Salah satu contohnya sedekah ke fakir miskin.
“Insyaallah dengan sedekah tolak bala. Jangan hanya teori saja tapi praktekkan kebiasan baik panutan kita itu, banyak sodakah maka hilang lah bala di kota Bandung dari pada hura hura, berkumpul. Bukan pakaiannya yang ditiru tapi ahlakkul karimahnya,” imbuhnya.
Wakil Ketua II DPRD Kota Bandung, Achmad Nugraha mengatakan, pandemic bukan halangan untuk memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Dengan cara menggelar ceramah dan melaksanakan tradisi peringatannya.
“Jika ingin membatasi partisipan dalam peringatan maulid nabi, bisa dengan melaksanakan secara virtual, atau sekarang bisa daring atau luring digelar bersamaan,” terang politisi PDIP ini.
Yanga jelas, lanjut Achmad, masyarakat bisa tetap mengingat dan meneladani akhlak Rasul, di tengah pandemic ini, agar bisa menjaga kebesamaan, toleransi dan tidak mengesampingkan silaturahim.
Namun yang perlu diingat, lanjut Achmad, bahwa dalam perayaan tersebut tidak boleh ada euforia. Melainkan tujuannya adalah menyampaikan dan mengingat perjalanan hidup Rasul, melalui ceramah-ceraman.
“Kita harus banyak berdoa dan ber Shalawat kepada Nabi, untuk keselamatan kita. Kita ingat, apakah kita sudah bisa menjalankan semua ajaran-ajaran Rasul, sudah bisa menjahi seluruh larangannya, atau malah sebaliknya,” tegasnya.
Achmad kembali menegaskan, bahwa pandemic tidak boleh mengurangi makna peringatan Mulid Nabi, apalagi lalai terhadap ajaran-ajarannya.
Sementara itu Wakil Ketua III DPRD Kota Bandung, Edwin Senjaya mengucap syukur, karena pandemic tahun ini sudah mereda, dibanding tahun lalu. Sehingga peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW bisa dilaksanakan meski dengan segala keterbatasan.
“Jika ingin menggelar peringatan Maulid nabi secara luring, harus dengan menerapkan protocol kesehan yang ketat,” tegas Edwin.
Menurut Edwin, tidak ada halanga untuk menggelar acara peringatan Maulid Nabi tahun ini, mengingat PON juga gelar sampai selesai. “Kalau peringatan maulid nabi kan tidak melibatkan terlalu bannyak orang, artinya tidak sebanyak Ketika pelaksanaan PON. Masa PON saja bisa, peringatan Maulid Nabi tidak bisa,” tambanya. (*/adv)