BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Melakukan hal yang disukai dengan penuh komitmen dan dedikasi adalah apa yang senantiasa dilakukan oleh Mahasiswa FT Unpas, Abdul Azis Fathurrahman atau yang akrab disapa Azis.
Pemuda kelahiran Bandung 8 September 1995 ini tercatat pada tahun 2014 pernah melakukan pendakian ke ujung barat nusantara gungung Leuser Nangroe Aceh
Darussalam selama 15 hari.
Pada Tahun 2015 ia juga menjadi juara ke 2 Arung jeram tingkat nasional di sungai Citarum, Tahun 2016 juara 1 arung jeram tingkat nasional di sungai way sekampung Lampung barat dan pada tahun 2017 menjadi juara 2 kick boxing di Sabilulungan kelas 85 kg.
Di samping itu pada tahun 2019 ia juga menjadi Juara 1 Tarung bebas Indonesia di purbalingga, dan saat ini ia menjabat menjadi ketua umum MAPAK alam periode 2016- 2017 dan aktif menjadi Sekjen FK UKM 2018 hingga saat ini.
“Saya memiliki motto, jangan bilang tidak mungkin dilakukan, sebelum kamu mecobanya, itu akan tidak mungkin jika kamu sudah mencobanya sampai mati.Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),” terangnya kepada PASJABAR.
Azis pun berharap dapat berkontribusi untuk bangsa dan negara dan di dalam bidang yang dugeluti terus dikuatkan.
Hobi Berolahraga
“Untuk hobi, saya senang berolah raga mulai dari boxing, judo, Muay Thai hingga berenang,” ujar pemilik tinggi 188 CM.
“Selain berolah raga, saya juga aktifis dalam literasi, kepencintaalaman dan bidang usaha,” sambung penyuka warna Hitam dan penggemar berat Cuanki kampus Mang Udin.
Mahasiswa Universitas Pasundan Fakultas Teknik Jurusan Teknologi Pangan semester akhir ini juga mengungkapkan bahwa ia mengidolakan sosok Nabi Muhammad SAW dan banyak terinspirasi dari HOS Tjokroaminoto karena merupakan figur tebaik yang terkenang.
“Saya juga selalu bersemangat dengan mengingat para pejuang bangsa, pengabdian dan tugas yang tengah dijalani dan tujuan hidup dan cita-cita saya,” tandas sulung dari empat bersaudara.
Azis juga berkata bahwa hidup yang ia maknai adalah setiap yang hidup pasti akan merasakan kematian, benar dalam hidup bahagia dalam kematian.
“Saya juga ingin menyampaikan jika hidup hanya sekedar hidup makan moyet di hutan pun hidup.
Jika kerja hanya sekedar kerja kerbau di sawah pun kerja,” tandasnya.
“Kata-kata ini yang ingin di sampaikan pada pembaca atau mahasiswa lain, karena kita adalah manusia selayaknya tugas apa yang di berikan ke pada manusia itu lah yang di kerjakan, bangkitlah singa-singa muda bangkit dari tekanan yang menjadikan kalian tidak merdeka jangan hanya diam atau sekedar berkumpul bangsa ini ada di tangan pemuda yaitu kita,” pungkasnya. (tiwi)