BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU menyampaikan, akreditasi internasional bukan sekadar prestise, melainkan upaya mewujudkan visi menjadi komunitas akademik peringkat internasional (world class university) yang mengusung nilai Sunda dan Islam.
Selain mendapat pengakuan global, akreditasi internasional juga merepresentasikan perguruan tinggi, terutama berkaitan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) atau penyetaraan lulusan.
“Pengakuan internasional penting agar lulusan S1 dalam negeri dan luar negeri bisa setara. Jika berhasil meraih akreditasi internasional, maka harus ada peningkatan SDM dan perluasan jalinan kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri,” ungkapnya.
Hal ini juga disampaikan oleh Wakil Rektor I Unpas, Prof. Dr. H. Jaja Suteja, SE., M.Si., saat menghadiri undangan seminar nasional ‘Best Practice Fasilitasi Akreditasi Internasional Program Studi dan Pengajuan ke Lembaga Akreditasi Internasional’ yang diselenggarakan Ditjen Dikti melalui Ditjen Belmawa.
Seminar digelar secara luring dan daring di The Jayakarta Yogyakarta Hotel, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu-Minggu, 20-21 November 2021.
Prof. Jaja menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka membangun budaya mutu prodi untuk rekognisi internasional, memperkuat akses, dan menjadi pengembangan pendidikan tinggi di skala internasional.
“Agenda seminar meliputi pemaparan kebijakan kriteria lembaga akreditasi internasional, integrasi SPMI dan SPME internasional, dan best practice perwakilan perguruan tinggi yang sudah pernah mengajukan akreditasi internasional,” jelasnya, Senin (22/11/2021).
Pada hari pertama, disampaikan best practice pengajuan akreditasi internasional ke lembaga akreditasi ASIIN (bidang teknik, ilmu komputer, ilmu alam, ilmu matematika) oleh Universitas Negeri Padang dan Universitas Negeri Surabaya, AACSB (sekolah bisnis) oleh Universitas Indonesia dan Sekolah Tinggi Manajemen PPM, dan FIBAA (bidang umum) oleh Universitas Gunadarma.
Dilanjutkan di hari kedua, best practice pengajuan akreditasi internasional ke lembaga akreditasi IABEE (bidang teknik) oleh Universitas Surabaya, RSC (bidang bisnis dan manajemen) oleh Universitas Jambi, dan EAEVE (bidang kedokteran hewan) oleh Institut Pertanian Bogor.
Masing-masing menyampaikan tentang persiapan menghadapi akreditasi internasional, mulai dari adopsi SSC/OBE, penyelarasan SPMI, evaluasi kondisi prodi yang akan diakreditasi, asesmen kecukupan, hingga tahap pasca akreditasi.
Akreditasi internasional merupakan upaya perguruan tinggi untuk menunjukkan bahwa prodi memiliki sistem penjaminan mutu yang diakui secara internasional. Perolehan akreditasi internasional diharapkan memberikan keuntungan bagi perguruan tinggi maupun prodi.
“Benefit-nya antara lain meningkatkan minat mahasiswa ke suatu prodi, pengguna lulusan mengetahui tingkat kesiapan mahasiswa untuk memasuki dunia profesi, mempermudah mobilitas pertukaran mahasiswa karena mempunyai kualifikasi yang jelas, dan lain-lain,” sambungnya.
Seminar mengenai akreditasi internasional ini dinilai penting, terlebih sejak 2020 lalu, Unpas tengah menyiapkan dua prodi menuju akreditasi internasional, yaitu prodi Manajemen dan Teknologi Pangan. (*/tiwi)