BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Ketua Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) Illa Setiawati mengaku kecewa dengan banyaknya kejadian penahanan kartu ujian siswa yang karena belum melunasi biaya administrasi.
Belum lama ini, beredar foto yang menggambarkan siswa sedang melaksanakan ujian namun diminta untuk keluar oleh pihak sekolah karena masalah pembayaran.
“Kejadian penahanan kartu ujian sudah sangat sering berulang hampir setiap akan pelaksanaan ujian semester atau akhir semester, pasti kasusnya pihak sekolah menahan kartu ujian agar orang tua panik dan membayar biaya administrasi,” ujarnya kepada PASJABAR, Selasa (7/12/2021).
Menurut Illa, sekolah seharusnya tetap melaksanakan kewajibannya yaitu memberikan apa yang menjadi hak siswa.
“Kan sangat kasian apa bila ada salah satu siswa yang karena orang tuanya belum mampu bayar lalu anak yang jadi korban tidak di ikut sertakan ujian, karena urusan administrasi. Itu urusan antara pihak sekolah dan anak, urusan anak itu belajar dengan baik tanpa harus dibebani masalah administrasi atau tunggakan sekolah,” tandasnya.
Hal ini sambung Illa, sudah menjadi pembunuhan karakter, di mana anak yang bersangkutan secara psikologis akan terganggu. Hal ini bisa menyebabkan anak menjadi murung atau berbuat sesuatu yang tidak diinginkan.
Sebelumnya, Illa juga telah mendatangi sekolah menengah kejuruan (SMK) yang berada di wilayah kerja Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII, dalam rangka advokasi terhadap siswa yang dikeluarkan dari kelas, agar tetap bisa melaksanakan ujian.
“Kami akan terus memantau para siswa dan akan menggugat sekolah-sekolah yang melakukan perampasan hak siswa. Jujur memalukan, itu sudah tindakan pidana dan saya akan mempidanakan hal ini,” tandasnya.
Ia menambahkan jika Disdik tidak bertindak tegas dan tidak memberikan sanksi berat kepada sekolah-sekolah yang melakukan pelanggaran, maka kejadian ini akan terus berulang.
“Seharusnya jika ada sekolah yang melakukan pelanggaran, pihak disdik tegas memberhentikan ijin operasionalnya sementara dan BPMUnya di tahan jangan dicairkan, biar ada efek jera buat mereka, tapi kalau di biarkan ya kejadian ini akan terus berulang,” tuturnya.
Illa juga menyampaikan kepada pihak sekolah dan disdik, agar memiliki empati terhadap masyarakat atau siswa yang ingin mendapatkan pendidikan dengan layak. Terlebih untuk masyarakat kurang mampu, yang sudah jelas harus menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya.
“Ini sudah jelas siswa tidak mampu tidak diikut sertakan ujian, saya pikir sangat memalukan. Ingat sekolah itu bukan ajang bisnis tapi sekolah itu ajang untuk mencerdaskan anak bangsa agar berprestasi. Kalau untuk ujian saja mereka tidak di ikut sertakan, bagaimana siswa itu akan berprestasi? yang ada bukan memikirkan pelajaran malah berpikir percuma belajar kalau tidak bisa mengikuti ujian,” pungkasnya. (tiwi)