BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Persib Bandung selalu kalah melawan tim klasik dengan nama besar. Oleh Persija Jakarta dan Arema FC, Persib kalah 0-1. Paling anyar, Persib kalah 0-3 oleh Persebaya Surabaya.
Tiga kekalahan ini jadi sorotan. Sebab, kekalahan ini seolah mengindikasikan mental skuad Persib bermasalah dan tak punya ambisi juara.
Namun, hal ini dibantah pelatih Robert Alberts. Dia menyebut ketiga laga itu harus dinilai secara utuh, bukan hanya dari hasil akhir.
Melawan Persija dan Arema misalnya, Persib menurutnya lebih layak menang jika melihat dari permainan dan peluang. Bahkan, Persib harusnya bisa mencetak gol ke gawang Persija dan Arema.
Saat melawan Persija, gol tendangan bebas Marc Klok tak dianggap dan harusnya ada penalti yang diberikan. Melawan Arema pun Persib harusnya mendapat penalti karena ada pemain yang dilanggar di kotak penalti.
“Saya sedikit tidak setuju karena pertandingan melawan Persija Dan Arema tentunya tidak bisa dibandingkan dengan sekarang,” ujar Robert Alberts.
Melawan Persebaya menurutnya berbeda jika dibanding melawan Persija dan Arema. Saat menghadapi Persebaya, Persib memang tampil dominan, bahkan di babak pertama Persebaya tak menciptakan satupun peluang. Meski begitu, di babak kedua, tiga peluang emas Persebaya sukses menjadi gol.
Dalam laga ini, para pemain Persib kehilangan fokus, terutama di babak kedua. Saat berusaha menyerang, pemain lengah dalam menjaga barisan pertahanan.
Permainan Persebaya pun sudah coba diantisipasinya, termasuk melakukan pergantian pemain. Namun, hal itu tak berbuah manis karena kesalahan di sektor pertahanan berujung fatal.
“Itu semua sudah kita antisipasi. Tapi saya sangat kecewa karena kita melakukan kesalahan yang akhirnya tidak bisa diperbaiki lagi karena mungkin pemain sedikit kehilangan fokus,” jelas Robert.
Para pemain menurutnya terlalu fokus menyerang. Namun, di saat bersamaan, fokus menjaga pertahanan terlupakan.
“Mereka (pemain Persib) ingin mengejar kembali (mencetak gol) karena merasa bisa. Tapi akhirnya fokus itu hilang lagi ketika harus bertahan dan seharusnya ini tidak terjadi,” tandas Robert. (ors)