PASJABAR

Ini Langkah Pemprov Jabar Tarik Milenial Kunjungi Museum Gedung Sate

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM Museum Gedung Sate dapat menjadi sumber sejarah dan pengetahuan, bagi generasi muda untuk mengenal perjuangan, budaya, dan pembangunan Provinsi Jawa Barat (Jabar).

Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur (Wagub) Jabar Uu Ruzhanul Ulum, dalam Temu Pimpinan untuk Aspirasi Masyarakat (TEPAS) Ulang Tahun ke-4 Museum Gedung Sate secara virtual, Jumat (10/12/2021) malam. TEPAS kali ini bertajuk Museum Gedung Sate 4.0: Museum Anti-Mainstream.

“Sehingga, Museum Gedung Sate ini diharapkan mampu mengedukasi dan mengenalkan sejarah Jawa Barat bagi masyarakat, terlebih generasi milenial. Apa sebenarnya sejarah? Apa yang ada di dalam dan fungsinya? Sehingga kami menghadirkan museum ini sebagai jawaban dan informasi,” urai Uu.

Menurut Uu, pihaknya terus berinovasi untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi dan sejarah di tengah pandemi. Selain menerapkan protokol kesehatan,  juga melakukan sejumlah terobosan secara digital.

“Inovasi yang dilakukan, pertama yaitu yang khususnya telah diterapkan di museum bahkan sebelum pandemi adalah reservasi online bagi pengunjung. Yang kedua, museum ini telah menerapkan dan memberikan fasilitas berupa layanan digital berbasis media interaktif, seperti Augmented Reality, Virtual Tour, ada juga rekaman audio visual mengenai suatu peristiwa yang disuguhkan untuk pengunjung,” beber Uu.

Kafe

Selain itu, kata Uu, museum ini dilengkapi fasilitas yang dapat menarik minat masyarakat, yakni teater proyeksi 4D dan kafe yang menyajikan kopi dari Jabar.

“Ini adalah salah satu ikhtiar kami, Pemprov Jawa Barat, yang diawali oleh Kang Aher (mantan Gubernur Jabar), dilanjutkan oleh kami dan ini mudah-mudahan bermanfaat dan maslahat, khususnya bagi masyarakat Jawa Barat,” sambungnya.

Content Creator Kisah Tanah Jawa, Om Hao melihat Pemprov Jabar, mampu merawat dan merestorasi Gedung Sate sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi, sehingga sejarahnya masih terekam jelas. Ia juga mengatakan, museum ini merupakan laboratorium sejarah.

“Dan tentunya yang membedakan ini menjadi satu bangunan cagar budaya, masih menjalankan fungsinya yang sama seperti zaman lampau,” kata Om Hao. (ytn)

Yatti Chahyati

Recent Posts

Operasikan Dapur Umum untuk Pengungsi Gempa, 7.000 Paket Makanan di Siapkan

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pemerintah Kabupaten Bandung mulai mengoperasikan dapur umum untuk mendukung kebutuhan logistik bagi…

5 menit ago

Tiga Kali Beruntun! Jawa Barat Kunci Gelar Juara Umum di PON 2024

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Kontingen Jawa Barat dipastikan berhasil mengunci gelar juara umum pada Pekan Olahraga…

28 menit ago

Bocah 4 Tahun Tertimpa Reruntuhan karena Gempa, Kang DS Sampaikan Duka

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Bupati Bandung Dadang Supriatna menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Fauzan,…

1 jam ago

BNPB Ajak Warga Tingkatkan Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Gempa

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Masyarakat yang terkena dampak gempa M4,9 diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi…

2 jam ago

Guru Besar Hanya Nama (GBHN)

Oleh: Dosen Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan Dpk FH UNPAS, Firdaus Arifin BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dalam…

2 jam ago

Pelantikan Pj Wali Kota Bandung: A Koswara Siap Lanjutkan Program Kerja

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, telah melantik A Koswara…

2 jam ago