BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Hari pertama memimpin Kota Bandung, Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana mendapat wejangan dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Mengawali aktivitas, Senin (13/12/2021), Gubernur yang karib disapa Kang Emil ini mengunjungi kantor Balai Kota Bandung dan memimpin koordinasi dengan PNS di lingkungan Pemkot Bandung.
Pada kesempatan tersebut, Emil menitipkan beberapa hal, diantaranya, agar tidak ada pelayanan kepada warga yang terganggu.
“Kita harus bisa menunjukan rada cinta kita kepada pimpinan dengan cara bekerja,” tuturnya.
Menurut Kang Emil, sudah menjadi niat Oded sebagai wali kota sebelumnya, untuk memberikan pelayanan maksimal kepada warga Kota Bandung. Dan memang sudah selayaknya seperti itu.
“Jika bekerja dengan baik, maka pahalanya akan sampai ke Pak Oded,” kata Kang Emil.
Kang Emil mengatakan, masih banyak program kerja Oded M Danial, yang masih belum terselesaikan dan sekarang masih dalam progres.
Seperti diketahui, sisa masa jabatan pemerintahan Oded dan Yana tinggal 21 bulan.
“Pak Yana yang tadinya biasa sebagai wakil sekarang menjadi pengambil keputusan makanya saya bilang di era 4.0 ini , jika ada 10 janji politik, maka bikin 10 timnya. Dan jika punya 100 janji politik bikin 100 timnya karena kan ada pergeseran pola PNS yang dulunya berorganisasi hieraki menjadi fleksibel,” paparnya.
PNS jangan politik praktis
Di akhir wejangannya, Kang Emil meminta seluruh PNS di Kota Bandung untuk tidak melakukan politik praktis.
“Supaya konsentrasi melayani pemimpin politik, kan pemimpi politik sekarang hanya Pak Yana di Pemkot,” tambahnya.
Kang Emil menyampaikan kekhawatirannya jika PNS berpolitik, maka dikhawatirkan mesin birokrasi tidak akan lancar. Dikhawatirkan bisa menghambat terpenuhinya janji wali kota dan wakilnya.
“Kalau mesin birokrasi tidak lancar, bisa geser-geser anggaran. Hal ini bisa memperlambat janji politik dan program lainnya. Ini berlaku untuk siapapun,” pungkasnya.
Emil mengatakan kunjungannya di hari pertama Yana menjabat sebagai Plt Wali Kota Bandung ini sudah menjadi kewajibannya sebagai pembina.
“Tugas saya sebagai pembina tentu harus menyemangat ya birokrasi yang sedang patah kehilangan sosok pemimpinnya,” katanya.
Hal yang sama juga dilakukannya ketika Bupati Bekasi meninggal akibat COVID-19, beberapa waktu lalu.
“Dulu saya lakukan juga di Kabupaten Bekasi pada saat birokrasi dan masyarakat kehilangan Bupati Bekasi. Sekarang juga sama masyarakat birokrasi kehilangan Almarhum Mang Oded,” tuturnya. (Put)