PASKESEHATAN

AstraZeneca Klaim Antibodi AZD7442 Dapat Cegah Omicron

ADVERTISEMENT

JAKARTA,WWW.PASJABAR.COM Executive Vice President, BioPharmaceuticals R&D, AstraZeneca, Mene Pangalos mengklaim antibodi AZD7442 yakni kombinasi tixagevimab (AZD8895) dan cilgavimab (AZD1061), yang diproduksi AstraZeneca untuk pencegahan COVID-19 mampu mencegah varian omicron ke dalam tubuh.

Sebelumnya, AZD7442 merupakan kombinasi dari dua LAAB yaitu tixagevimab (AZD8895) dan cilgavimab (AZD1061) berasal dari sel B yang disumbangkan penyintas COVID-19.

Antobidi ini, sebelumnya telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di Amerika Serikat pada Desember 2021. Untuk profilaksis atau pencegahan pra-paparan COVID-19 pada orang dengan gangguan kekebalan sedang hingga parah. Dikarenakan kondisi medis ataupun obat imunosupresif. Serta yang mungkin tidak memiliki kekebalan memadai terhadap vaksinasi COVID-19, serta orang-orang yang tidak direkomendasi untuk divaksinasi COVID-19.

Terkait klaim AZD7442 untuk cegah omicron, klaim ini berdasarkan suatu studi,  Inhibitory Concentration 50 (IC50) atau ukuran potensi dari suatu antibodi dalam menetralisir, ditemukan sebesar 171 ng/ml dan 277 ng/ml dalam dua tes konfirmasi yang berada dalam kisaran titer penetral pada penyintas COVID-19.

IC50 AZD7442 untuk galur asli SARS-CoV-2 yang sebelumnya disebut galur Wuhan, masing-masing sekitar 1,3 ng/ml dan 1,5 ng/ml.

“Studi ini menunjukkan AZD7442 mempertahankan aktivitas netralisasi terhadap varian omicron. Dengan menggabungkan dua antibodi kuat dengan aktivitas yang berbeda dan saling melengkapi untuk melawan virus SARS-CoV-2. AZD7442 dirancang untuk menghindari potensi resistensi dengan munculnya varian baru,” ungkapnya dikutip dari antaranews, Selasa (21/12/2021).

Ia menjelaskan studi ini dilakukan secara independen oleh para peneliti di Badan POM Amerika Serikat (FDA), Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologis Amerika Serikat, dan didukung dana penelitian pemerintah Amerika Serikat.

Uji coba pengobatan rawat jalan fase III dari AZD7442 TACKLE, menunjukkan adanya pengurangan risiko dari COVID-19 yang parah atau kematian sebesar 50 %. Dibandingkan dengan plasebo pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 bergejala ringan, hingga sedang selama tujuh hari atau kurang. (ytn)

Yatti Chahyati

Recent Posts

Bojan Hodak: Lupakan Kekalahan, Fokus Hadapi Persija

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pelatih PERSIB, Bojan Hodak, meminta para pemainnya untuk melupakan kekalahan 0-1 dari…

11 jam ago

Laga Sengit PERSIB vs Persija: Suporter Dilarang Masuk

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Setelah menghadapi Port FC di laga pembuka AFC Champions League Two (ACL…

12 jam ago

BMKG: Hujan Normal Menyapa Indonesia pada November Mendatang

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sebagian besar wilayah Indonesia akan…

12 jam ago

Resmi Dilantik jadi Pj Wali Kota Bandung, Inilah Perjalanan Karir A. Koswara

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – A. Koswara resmi dilantik sebagai Penjabat Wali Kota Bandung pada 20 September…

13 jam ago

Produk Fesyen Ulos Diserbu Atlet di PON Aceh-Sumut 2024

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Produk fesyen berbahan dasar ulos menjadi salah satu oleh-oleh yang paling diminati…

14 jam ago

Program PKM FKIP Unpas: Pemberdayaan Perempuan Melalui Hidroponik

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Program pemberdayaan perempuan melalui pertanian hidroponik telah dilaksanakan di Kampung Munjul, Desa…

15 jam ago