BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan inovasi robot otomotis, yang menggabungkan teknologi superfluid dan internet of things (IoT) dengan nama Integrated Machinery Plastic Waste Cleanser (IMAN). Robot ini, dapat digunakan untuk menghilangkan sampah plastik di lautan.
“IMAN diharapkan mampu menjawab permasalahan tersebut,” kata ketua tim, Farhan Fadlurrahman Sutrisno, seperti dikutip PASJABAR dari laman its, Minggu (2/1/2022).
Dia menjelaskan IMAN merupakan robot pencari dan penghancur sampah plastik di lautan, yang dirancang terintegrasi IoT.
“IMAN dapat memudahkan dekomposisi sampah plastik, tanpa harus dikumpulkan dan dipindahkan ke suatu tempat,” sambungnya.
Farhan menjelaskan IMAN dilengkapi dengan camera processing, yang berguna untuk mencari dan mengidentifikasi jenis-jenis sampah saat beroperasi di lautan. Ketika benda asing yang terdeteksi sebagai sampah plastik, mulut robot akan terbuka secara otomatis dan sampah akan dibawa masuk conveyor robot untuk diproses lebih lanjut.
“Pada conveyor terdapat penyaring, sehingga air tidak turut serta masuk ke dalam robot,” urainya.
Sampah kemudian akan masuk ke dalam tabung khusus, kemudian didekomposisi memanfaatkan fluida superkritis hidrogen oksida (H2O). Proses dekomposisi dilakukan di suhu 373 derajat celcius dan tekanan 22 Mega Pascal, sehingga sampah plastik akan langsung terdekomposisi saat dialiri fluida superkritis H2O.
“Beberapa sampah plastik akan meninggalkan residu, namun dapat digunakan kembali sebagai plastik daur ulang,” bebernya.
Gunakan panel surya
Untuk suplai energi listrik, robot penghancur sampah di laut yang dirancang dengan dimensi 6,5 x 2,5 x 3,8 meter ini, juga memanfaatkan panel surya. Farhan mengatakan robot penghancur sampah ini, mampu bertahan hingga delapan jam operasional tergantung dengan intensitas pemrosesan sampah plastik yang dilakukan.
“Untuk memproses satu kilogram sampah dibutuhkan waktu tiga hingga enam menit, dengan efektivitas mencapai 95,6 persen,” imbuhnya.
Tim ini mendapatkan bimbingan dari dosen Departemen Teknik Mesin ITS Prof Dr Eng Ir Prabowo MEng, Farhan membuat inovasi ini bersama keempat rekannya yaitu Zara Ismi Nuraini (Departemen Teknik Mesin), Epindonta Ginting (Departemen Teknik Mesin), Yohanes Maruli Arga Septianus (Departemen Teknik Material), dan Muhammad Zainal Afandi Loleh (Departemen Teknik Kimia).
Lewat inovasi tersebut, tim ini telah berhasil menyabet medali emas pada kategori Waste Treatment. Dalam kompetisi Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO), yang diselenggarakan Indonesian Young Scientist Association (IYSA).
Ide robot penghancur sampah ini lahir dari banyaknya sampah yang ada di laut. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat sepanjang 2020, terdapat sekitar setengah juta ton sampah plastik berada di laut Indonesia. Sehingga Indonesia menjadi kontributor sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia, setelah Tiongkok. (ytn)