BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) Unpad Dr. Ir. Rahmat Hidayat, M.Si., IPM, mengatakan budidaya unggas menjadi bidang ilmu prioritas di Fapet Unpad. Rahmat menjelaskan, minat mahasiswa akan kajian budidaya unggas sangat tinggi.
Sebanyak dua persen lulusan Fapet Unpad terserap di industri perunggasan. Selain itu, banyak guru besar dan jabatan akademik dosen yang dilahirkan dari riset-riset perunggasan.
Untuk itu, Unpad bekerja sama dengan berbagai perusahaan untuk fasilitasi pengembangan budidaya unggas. Salah satunya dengan PT Charoen Pokphand Indonesia. Dua fokus kerja sama yang akan dilakukan adalah pembangunan kandang ayam close house modern dan pengembangan Enterpreneurship Training Center (ETC).
Dekan Fakultas Peternakan Unpad Dr. Ir. Rahmat Hidayat, M.Si., IPM, menjelaskan, Charoen Pokphand Indonesia memberikan hibah pembangunan close house senilai Rp 2,235 miliar sebagai media pembelajaran dan riset Fapet Unpad, khususnya budidaya unggas.
“Close house ini merupakan bagian dari rencana besar Fapet untuk pengembangan laboratorium lapangan untuk berbagai komoditas dan bidang ilmu peternakan yang terintegrasi dalam suatu sistem sustainable livestock technopark,” kata Rahmat seperti dikutip PASJABAR dari laman unpad, Senin (17/1/2022) .
Khusus untuk budidaya unggas, sistem tersebut dimulai dari pengembangan budidaya di close house, revitalisasi pengembangan rumah potong ayam, hingga pengembangan usaha makanan olahan ayam siap saji.
Rahmat mengatakan, selain wadah pengembangan budidaya unggas, close house ini juga bermanfaat sebagai sarana Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, penambahan fasilitas pembelajaran modern, hingga peningkatan keterampilan kompetensi mahasiswa dan lulusan di bidang budidaya ayam broiler.
Program ETC
Presiden Direktur Charoen Popkhand Indonesia sekaligus Ketua Charoen Pokphand Foundation Indonesia, Tjiu Thomas Effendy mengatakan pihaknya mendukung pembelajaran di perguruan tinggi melalui pembuatan close house atau teaching farm. Melaui program tersebut, pihaknya ikut menyusun satu silabus mata perkuliahan. Penyiapan silabus ini bertujuan untuk menyiapkan lulusan fakultas peternakan yang siap dipakai industri.
“Selain materi perkuliah juga harus dibekali kemampuan fisik. Jangan sampai sarjana peternakan tidak tahu kaki ayam itu berapa,” ungkapnya.
Kerja sama ini pun dibarengi dengan implementasi program ETC. Tujuannya agar mahasiswa dapat memperoleh bekal mengenai pengelolaan budidaya unggas, hingga mengelola unsur komersial yang diperoleh dari hasi budidaya tersebut. Hal ini didasarkan, satu close house memiliki kapasitas 20 ribu ayam broiler.
“Setiap kemitraan kita akan ada unsur komersialnya. Setiap panen akan ada keuntungan di situ,” imbuhnya. (ytn)