BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Dedikasi dan pengabdian adalah hal yang mengakar kuat di dalam diri Bezie Galih Manggala atau yang akrab disapa “A Bezie”.
Pemuda yang pernah berkuliah di Fakultas Hukum Université de Lille 2, Faculté de Droit Perancis ini tercatat pernah menjadi Vice Managing Director Radio PPI Dunia 2010 – 2011, di mana ia memimpin Pemuda Indonesia mengudara di lebih Dari 32 negara di seluruh dunia, menjadi Tim Konsultan Kementrian Koperasi dan UKM
Gerakan Kewirausahaan Nasional 2013 dan Service Advisor Yesboss yang menjadi Runner Up Start Up Terbaik se Asia versi Tech in Asia 2015.
Tidak hanya itu, ia juga menjadi Founder of Inkubator Bisnis Pananyaan dan sukses meraih 5 Besar Inkubator Bisnis Terbaik di Indonesia, Kemenristekdikti 2016
Strategic Advisor kata.ai tahun 2017, Direktur Program dan Ketua Dewan Coach Nasional SBM Pro Indonesia tahun 2018 dan lain-lain.
“Leluhur saya sepertinya aktivis semua, kakek saya dari pihak ayah merupakan mantan ketua organisasi pendiri salah satu partai besar di Indonesia, yang pernah menjadi petinggi di BUMN, tapi kemudian memilih pulang ke Desa pada masa keemasan beliau, dan memilih menjalani kehidupan sederhana sebagai seorang sekdes,” ungkap pemilik motto “Sunda Nataraga, Indonesia Merdesa, Nuswantara Nyala!”
Bezie melanjutkan, kakeknya dari pihak ibu, juga merupakan anak seorang lurah di Kota Ciamis, yang memilih untuk menjadi pengajar di pedalaman mandalamekar, yang dulu akses jalannya masih sangat sulit dan juga termasuk desa tertinggal.
“Memiliki beliau berdua sebagai sosok-sosok panutan di keluarga besar kami, sejak kecil cita-cita saya ya hanya satu: menjadi aktivis! Ini tercermin dari kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler saya di sekolah, sejak kelas 3 SD. Saya sudah menjadi petugas upacara dan mengajar kakak-kakak kelas saya bagaimana menjadi petugas upacara yang baik,” ujarnya kepada PASJABAR, Jum’at (28/1/2021).
Di SMP, ia juga aktif di 8 ekskul dan organisasi sekolah, dan pada saat SMA, ia bahkan pernah mendapatkan dispensasi 3 bulan lamanya karena aktif mewakili sekolah mengikuti berbagai seminar dan lomba-lomba yang selalu ia bawa pulang hadiahnya.
“Sejak SMA saya juga sudah menjadi pengajar english club di SMP Almamater saya dan juga pelatih karate di dojo yang saya bangun sendiri,” tuturnya.
Lulus SMA, sebelum berangkat kuliah ke Perancis, Bezie sudah menjadi pengajar Debat di SMA tempatnya belajar, dan sukses mengantarkan adik-adik kelasnya menjadi juara-juara di level provinsi.
“Pada saat kuliah, saya aktif menjadi penyiar sekaligus management di Radio PPI Dunia dan radiopengajian.com, keduanya merupakan radio komunitas mahasiswa Indonesia di luar negeri yang disiarkan di lebih dari 32 negara di seluruh dunia, dan sekembalinya ke Indonesia, saya aktif menjadi pemberdaya UMKM, pemberdaya kegiatan kepemudaan, dan sekarang saya aktif sebagai pemberdaya masyarakat Desa, mengikuti jejak kedua kakek saya,” paparnya.
Founder Nuswantara Muda ini juga mengungkapkan bahwa segudang aktifitas yang dia jalani memberikan makna dan kebahagiaan di dalam hidupnya.
“Kebahagiaan bagi saya adalah saat detik-detik yang saya lewati memiliki manfaat, baik bagi diri saya sendiri maupun bagi orang lain. Ketidakbahagiaan manusia datang pada saat manusia tidak menghasilkan manfaat, biasanya di saat seperti itu, muncul penyesalan karena telah menyia-nyiakan waktu dan itu membuat diri tidak bahagia,” ucapnya.
“Saya memikirkan diri saya sendiri juga kok: dalam pemikiran saya, jika saya tidak berkembang atau bermanfaat bagi orang lain, ya saya rugi, maka itu saya terus berbenah memperbaiki diri dan berusaha menorehkan prestasi, agar saya tidak mengalami rugi kelak di kemudian hari: rugi karena tidak memanfaatkan masa muda saya untuk bersenang-senang menguatkan dan memberdayakan orang-orang di sekitar saya. Untungnya apa? Punya teman-teman yang terus bertumbuh, apalagi di dalamnya ada kontribusi kita, itu menyenangkan loh!” Imbuhnya.
Bezie melanjutkan bahwa saat dirinya menjadi koordinator pendamping UMKM Nasional di SBM Pro Indonesia misalnya, selama beberapa tahun ia tidak berhenti keliling Indonesia, dan ia tidak pernah mengeluarkan biaya sepeserpun.
“Sebaliknya, saat berkeliling itu, saya membagi pengetahuan dan pengalamannya, hingga rekan-rekan di berbagai penjuru Indonesia bisa sedikitnya tercerahkan saat ingin tumbuh dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan mereka, dan kami pun jadinya berteman jauh lebih akrab lagi! Menyenangkan bukan?” tandasnya.
Bezie menambahkan bahwa selama ini banyak anak muda yang juga aktif dalam berbagai permasalahan sosial yang ada di Indonesia, menjadi aktifis dengan cara dan sesuai bidangnya masing-masing.
“Banyak banget pemuda yang peduli dengan kondisi sosial di lingkungannya. Rata-rata teman-teman saya founder startup yang berhasil, misalkan, biasanya itu muncul karena kepedulian sosial yang tinggi loh! Atau teman-teman UMKM, atau teman-teman pegiat desa! Sebagian dari mereka mungkin menggunakan cara-cara komersil untuk mewujudkan kepeduliannya, sebagian lain bergerak sebagai volunteer, seperti kami misalnya, tapi kan itu juga dua sisi mata uang yg tidak bisa dipisahkan! Kami para volunteer juga banyak terbantu oleh perusahaan-perusahaan dalam menjalankan idealisme kami, simbiosis saja, semua punya peran penting!” terang Founder Sekolah Karakter Rumah Pohon ini.
Master Coach of Rakeyan ini juga mengungkapkan bahwa dirinya ingin terus berkontribusi dalam kehidupan.
“Guru kami mengajarkan untuk terus berdoa agar tidak menginginkan apa-apa, dan juga agar tidak kekurangan apa-apa, saya sendiri terus berdoa agar terus diberikan rezeki bisa terus aktif seperti sekarang ini, dan semoga saat rezeki saya habis nanti, saya bisa kembali kepadaNya tanpa membawa beban yang berarti,” jelasnya.
Kepada generasi muda yang masih bingung mencari jati diri, Bezie juga berpesan untuk selalu konsisten dan fokus dengan apa yang ingin dicapai.
“Konsisten pada tujuan dari penciptaan kita. Setiap insan diciptakan untuk tujuan yang berbeda-beda! Saya misalnya, saya berkeyakinan bahwa Tuhan menciptakan saya untuk menjadi seorang Guru, maka saya fokus belajar dan mengajar agar saya dapat menjadi seorang guru yang baik. Ini perjalanan yang sangat panjang tentunya, dan apabila saya tidak fokus, ya pasti tidak akan pernah sampai,” ulasnya yang lahir di Tasikmalaya, 26 Maret 1990.
“Nah, pahami juga, bahwa karena tujuan penciptaan manusia itu berbeda-beda, maka kamu juga tentunya harus menemukan tujuan penciptaanmu dulu sebelum kamu bisa fokus menjalani itu,” sambungnya.
“Gimana caranya? Saya belajar dari Pandji Pragiwaksono: kalo pake cara harvard, maka kamu perlu bertanya ke diri kamu sendiri: sepanjang perjalanan hidup kamu, tulis 5 jenis pekerjaan yang kamu sukai. Untuk case saya misalkan: bermain game, membaca buku, menonton film, berlatih karate, berdebat, serta berdiskusi,” ungkapnya.
Ke lima hal tersebut, ucap dia dapat ditulis juga sejelas-jelasnya pengalaman apa yang membuat kita menyukai pekerjaan tersebut, sedetail-detailnya, Misalkan, “saya suka berlatih Karate, karena saat berkarate itu saya merasa tumbuh, belajar, berekspresi, dan dapat membagikan juga pengetahuan saya setelahnya.”
“Dari pengalaman-pengalaman yang ditulis secara mendetail tersebut, temukan kata-kata yang paling sering muncul di antara semua deskripsi pekerjaan tersebut. Dalam case saya, kesamaan dari 5 pekerjaan yang saya sukai tersebut ternyata adalah karena saya merasa tumbuh saat saya melakukan kelimanya, saya belajar dan saya juga bisa mengajarkan kepada orang lain apa yang saya pelajari tadi. Maka saya menyimpulkan: “Oh! Sepertinya Tuhan menciptakan saya untuk terus belajar dan membagikan apa yang saya ketahui! Maka, lihat saja pengalaman saya, sepanjang hidup saya ternyata memang saya selalu menjadi seorang pengajar, seorang pemberdaya!” Tambahnya.
Saat menjalani tujuan penciptaan itulah, lanjut Bezie, kita akan merasa bahagia.
Terakhir, Bezie juga mengajak kita untuk senantiasa memanfaatkan masa muda sebaik mungkin, tentu dengan kebahagiaan yang ada di dalamnya.
“Manfaatkan masa muda kamu untuk menemukan kebahagiaan, hindari terlalu banyak kesenangan, tapi juga jangan lupa bersenang-senang,” pungkasnya. (tiwi)