BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Dalam rangka Bahasa Ibu Internasional Gerakan Mahasiswa Pasundan menggelar acara yang bertajuk “Pasanggiri Mieling Basa Indung”.
Kegiatan ini di gelar secara hybird.
Dalam rangkaian acara ini Gema Pasudan menyelenggarakan beberapa kegiatan di antaranya Talkshow kebudayaan yang telah di laksanakan pada tanggal 21 februari 2022 tepat pada hari bahasa ibu internasional.
Talkshow kebudayaan tersebut bertemakan “Mieling basa indung dina raraga ngaronjatkeun ajen inajen urang sunda.”
Turut hadir dalam kegiatan ini narasumber dari berbagai latarbelakang baik akademis, budayawan dan juga pemerhati budaya di antaranya Budi dalton, Dr Hawe setiawan dan Abah Ruskawan.
Adapun talkshow kebudayaan berlangsung secara hybrid ini dihadiri 35 peserta secara langsung dan 1000 peserta secara online.
Kegiatan ini sekaligus membuka rangkaian acara pasanggiri mieling basa indung yang dalam rangkaiannya ada 4 perlombaan di antaranya Lomba puisi berbahasa sunda, lomba pidato berbahasa sunda, lomba nyanyi pop sunda dan juga lomba penampilan seni budaya daerah.
Acara perlombaan ini di ikuti oleh pelajar sma/smk sederajat dan umum,acara ini di ikuti 203 peserta dari 120 sekolah dan dari kategori umum.
Ketua umum gerakan mahasiswa pasundan Rajo Galan S.Pd menyampaikan acara ini adalah bagian dari kepedulian pemuda pasundan kepada bahasa.
“Ini adalah bentuk kepedulian kami kepada bahasa yang telah membesarkan kami, karena bahasa sunda adalah bahasa pertama yang kami dengar pertama kali saat kami baru terlahir ke dunia ini dan bahasa sunda itu di lontarkan oleh ibu kami yang telah melahirkan kami,” ujarnya.
“Kegiatan ini kami persembahkan untuk negeri yang kami cintai karna menurut kami bahasa adalah aset nasional yang harus terus di pertahankan, bahasa adalah identitas dan jati diri bangsa, bahasa daerah ini harus terus dijaga dan dirawat oleh para pemuda,” imbuhnya.
Rajo mengatakan bahwa menurut data 2 juta orang dalam 10 tahun penutur bahasa sunda terus berkurang.
“Ini sangat miris sekali kita khawatir anak cucu kita kelak itu merasa asing mendengar bahasa daerah dalam hal ini bahasa sunda,maka dari itu gerakan mahasiswa pasundan ke depan akan konsisten terus menjaga dan merawat bahasa sunda,” ulasnya.
Ia melanjutkan bahwa sudah jelas dalam sumpah pemuda di sampaikan bahasa kita adalah bahasa Indonesia tapi tidak lupa merawat dan menjaga bahasa daerah.
“Ini yang menjadi dasar kami menggelar acara pasanggiri mieling basa indung ini,” ujarnya.
Antusias dari gen z dalam hal ini anak anak SMA/SMK sederajat se Jawa barat lanjut Rajo, sangat tinggi dan juga dari masyarakat umum juga sangat tinggi.
“Tapi kami menyayangkan pemerintah di Jawa Barat ini sangat kurang sekali dalam membantu atau berkolaborasi dalam kegiatan ini padahal acara ini adalah momentum untuk kita menjaga dan merawat budaya kita,” tuturnya.
“Di luar dari itu kami pemuda dan mahasiswa pasundan tidak akan patah semangat untuk terus menjaga serta merawat budaya serta bahasa sunda,” ungkapnya.
Ke depan, terang Rajo, GEMA Pasundan akan membuat sebuah kampung adat di tengah tengah masyarakat perkotaan agar budaya atau adat istiadat tidak identik dengan masyarakat pedesaan.
“Hal ini akan menjadi agenda terdekat kita ke depan untuk terus berupaya menjaga dan merawat budaya,adat istiadat serta bahasa yang kita sangat cintai yaitu bahasa sunda,” pungkasnya. (tiwi)