BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Ketua DPRD Kabupaten Bandung, H Sugianto, S.Ag, Msi, mengungkapkan bahwa DPRD berkomitmen kuat dalam menjaga nilai budaya untuk menunjang kesatuan dan persatuan bangsa.
Khususnya di Kabupaten Bandung, Sugi menilai bahwa terdapat beragam budaya yang sangat berpotensi untuk dikembangkan.
“Budaya lokal sangat berperan penting dalam penguatan budaya nasional, maka dari itu, kami dari DPRD yang memiliki fungsi legislasi berupaya untuk melahirkan regulasi dalam penyelenggaraan kemajuan daerah, salah satunya melalui Perda No 5 Tahun 2021, yang saat ini sudah masuk ke Pergub,” ungkapnya dalam acara Ngopi PAS bertajuk Mengembangkan kembali nilai-nilai kebudayaan daerah untuk penguatan NKRI, belum lama ini.
Sugi melanjutkan bahwa hal ini didasarkan pada UU No 5 Tahun 2017 tentang kemajuan kebudayaan, hal ini sambungnya memberikan semangat dan memiliki optimisme bahwa pemerintah sangat peduli terhadap kebudayaan lokal.
“Kami berupaya melakukan perlindungan, pemberdayaan, pemanfaatan serta pembinaan nilai -nilai budaya daerah seperti kesenian, bahasa, alat tradisional dan lain-lain,” ungkapnya.
Salah satu nilai yang harus terus dikembangkan sambung Sugi adalah “sabilulungan” serta semangat “silih asah, asih dan asuh” yang dapat diimplementasikan dalam keseharian.
“Dengan maraknya perkembangan teknologi, hal ini menjadi pendorong bagi penguatan budaya, bukan penghambat, sehingga tugas kita adalah bagaimana memanfaatkannya sebaik mungkin,” tuturnya.
Adapun Pemerhati Komunikasi Publik Universitas Pasundan (Unpas), Dr H. Deden Ramdan MSi.CICP.DBA. melihat bahwa saat ini masyarakat sedang merindukan nilai-nilai lokal.
“Saat ini sudah banyak yang rindu pada tanah kelahirannya, home town istilahnya, indungnya, sehingga butuh sebuah kolaborasi antar sektor sehingga anak muda sunda memiliki nilai identitas yang jelas agar menjadi suatu dasar untuk melangkah itu kuat, sehingga dimana pun mereka berada akan selalu ingat akan indung atau budayanya,” terangnya.
Deden mengatakan bahwa bangsa Indonesia adalah unity in diversity, bagaimana perbedaan menjadi sesuatu yang indah dan harus tetap dipelihara, di mana dalam hal ini negara memiliki peran untuk mengelaborasi menjadi kekuatan yang holistik.
“kebhinekaan adalah simfoni yang indah, melihat bukan pada perbedaan tapi persamaannya. Tinggal bagaimana menghadirkan keluwesan dan sinergi agar menjadikan perbedaan sebagai rahmat dan keindahan untuk menghadirkan harmoni,” pungkasnya.
SIMAK Ngopi PAS ‘Mengembangkan kembali nilai-nilai kebudayaan daerah untuk penguatan NKRI’
(tiwi)