BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Himpunan Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum (HIMA PKnH) FKIP Unpas menggelar Webinar Internasional bertajuk “Culture as a Strength of Unity (Budaya sebagai Kekuatan Persatuan)” secara virtual pada Kamis (24/3/2022).
Staf Divisi Pendidikan
HIMA PKnH Periode 2021/2022, Fadli Desri Yadi mengungkapkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh berbagai kalangan baik mahasiswa, para pengajar, budayawan, aktifis kebudayaan dan sahabat-sahabat Persatuan Pelajar Indonesia (PPI).
“Tujuan diselenggarakannya kegiatan Webinar Internasional adalah memperkenalkan kepada warga negara global terkait kebudayaan di setiap negaranya, karena pada dasarnya kebudayaan memiliki ciri khasnya yang membuat kebudayaan dimana pun berbeda,” ungkapnya kepada PASJABAR, Jum’at (25/3/2022).
Sebagai warga negara global, sambung Fadli harus senantiasa harus mengetahui tentang kebudayaan di setiap negara hal ini memberikan kebermanfaatan untuk menambah wawasan dan mempelajari terkait kebudayaan di negara lain.
“Kegiatan ini juga diharapkan dapat membantu mengubah mindset tentang keberagaman kebudayaan di setiap negara karena Keragaman hadir dalam kesatuan kebangsaan, keragaman hadir dalam kebersamaan, dan keragaman juga hadir di dalam kekeluargaan,” ujarnya.
Dampak lain sambung dia adalah keberagaman budaya adalah untuk memperluas toleransi, menjadi daya tarik wisata, dan menjadi warisan budaya dunia.
Adapun narasumber dalam webinar ini yakni Lucky Hendrawan/Abah Uci (Indonesia), Fitri Baderulnizam (Malaysia), Fanaja Ratsara (Africa) dan Catillon Eugenie (France).
“Peserta yang mengikuti rangkaian kegiatan webinar internasional memiliki semangat dan antusias serta keinginan belajar yang luar biasa dikarenakan ada beberapa faktor yang meningkatkan semangat serta motivasi kepada peserta seperti penyampaian atau pembawaan yang dibawakan oleh narasumber sangat mudah dipahami oleh peserta dan menimbulkan rasa keingintahuan yang mendalam terkait topik yang dibahas,” ulasnya.
“Hal tersebut menjadi stimulus bagi peserta webinar internasional agar selalu menjaga serta memperkenalkan keberagaman kebudayaan yang ada di setiap negara mengingat mengelola perbedaan budaya merupakan sebuah keniscayaan bagi tegaknya persatuan dan kesatuan bangsa, bahkan menjadi hal yang menarik untuk mengelola budaya dalam sebuah keharmonisan di tengah keberagaman,” imbuhnya.
Fadli menambahkan bahwa narasumber menyampaikan budaya adalah salah satu warisan dari nenek moyang kita yang tidak ternilai harganya. Budaya juga merupakan identitas bangsa yang menandakan ciri khas suatu bangsa yang berbeda dari bangsa-bangsa lain. Walaupun kebudayaan berbeda-beda tetapi perbedaan tersebut merupakan kekuatan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Fadli melanjutkan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk diselenggarakan karena menjadi sebuah momentum dan ruang yang tepat bagi peserta untuk saling berdiskusi, bertukar pengetahuan terkait kebudayaan di setiap negara.
“Kegiatan Webinar Internasional ini mengangkat tentang kebudayaan sebagai kekuatan persatuan maksudnya karena mengingat kebudayaan di setiap negara berbeda maka dari itu HIMA PKnH memberikan ruang dan kebermanfaatan untuk banyak orang agar mewujudkan toleransi di tengah perbedaan atau keberagaman kebudayaan di setiap negara,” ulasnya.
Selain itu, lanjutnya kebudayaan merupakan salah satu sektor yang menunjang kemajuan bidang pariwisata dan pariwisata merupakan bidang yang membantu dalam mengenalkan serta mengembangkan kebudayaan di setiap negara.
“Pengurus HIMA PKnH berharap agar ke depannya dan seterusnya masih bisa memberikan kebermanfaatan untuk banyak orang karena “khoirunnas anfauhum linnas” yang artinya sebaik-baiknya manusia ialah yang memberikan kebermanfaatan untuk orang lain,” tuturnya.
Harapan dalam kegiatan Webinar Internasional ini sambungnya adalah mewujudkan keharmonisan di tengah perbedaan agar tidak menimbulkan perpecahan yang akan menjerumuskan ke jurang kehancuran dan senantiasa selalu bersikap dewasa dalam menanggapi perbedaan khususnya kebudayaan karena perbedaan bukan sesuatu yang patut dipermasalahkan tetapi bagaimana cara kita untuk bisa menghargai perbedaan tersebut serta senantiasa mencintai dan melestarikan kebudayaan yang menjadi warisan nenek moyang.
“Panitia berharap kedepannya agar kegiatan Webinar Internasional bisa menjadi momentum dan ruang pembelajaran yang sangat tepat dalam meningkatkan pengetahuan dan daya berpikir kritis semua orang agar senantiasa menjaga, mencintai serta melestarikan kebudayaan yang menjadi warisan nenek moyang serta menjunjung persatuan dan kesatuan demi keutuhan bangsa dan negara karena kebudayaan merupakan alat untuk mempererat persatuan dan kesatuan,” pungkasnya. (tiwi)