BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose menegaskan jika narkoba sudah sangat memprihatinkan. Pasalnya, ada sekitar 1124 narkoba jenis baru dan 87 diantaranya terditeksi masuk ke Indonesia.
“Jadi memerangi peredaran gelap narkotika, diperlukan peran serta semua pihak termasuk lembaga pendidikan tinggi. Mahasiswa merupakan salah satu kelompok yang dinilai rentan terhadap bahaya penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang.” ,” ujarnya usai membuka Talkshow P4GN Bersama ARTIPENA, Gotong Royong menghadirkan Kampus Bersinar, di Gedung Mandala Saba Kampus II Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Jalan Tamansari, Kamis (31/3/2022).
Oleh karennya, pihaknya melakukan pendekatan soft power approach sebagai pencegahan, selanjutnya empowering atau pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi. “Hal ini kami kolaborasikan bersama lembaga pendidikan,” ungkapnya.
Petrus juga menyampaikan bahwa ia mengapresiasi dan merasa tersanjung atas dukungan yang luar biasa dari perguruan tinggi se jawa barat untuk menyatakan tidak bertoleransi pada narkoba.
Hal ini sambungnya merupakan sinergi yang sangat baik, di samping stakeholder gencar melakukan penangkapan dan pengungkapan tindak kejahatan narkoba.
“Perguruan tinggi memiliki peran besar, bagaimana kita mengajarkan generasi muda dan memiliki program yang membuat mereka bukan hanya tau tapi juga bisa mengatakan tidak pada narkoba,” tandasnya.
Adapun Rektor Unpas sekaligus Ketua DPW Artipena Jabar, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf, Sp. M.Si. M.Kom.IPU mengatakan bahwa Artipena akan melakukan upaya dan program dalam mendukung P4GN.
“Saya dipercayai sebagai ketua Artipena Jabar untuk bersinergi bersama BNN provinsi dan kabupaten kota untuk merancang program bagaimana melakukan P4GN melalui soft power,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.T mengungkapkan bahwa LLDIKTI Wilayah IV pihaknya siap bersama BNN untuk memerangi narkoba.
“Memerangi narkoba bukan hanya berupa kebijakan tapi juga harus gerakan bersama, harus ada rasa owrnership di dalam diri mahasiswa, dosen,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa perguruan tinggi harus mengoptimalkan hal ini dalam rangka kampus merdeka, merdeka belajar dan membangun misi kemanusiaan dengan menjadi relawan anti narkoba.
“Mahasiswa yang menjadi relawan anti narkoba harus dihargai dengan SKS, diberikan reward bahkan mendorong mereka untuk proaktif kepada mahasiswa,” imbuhnya.
Samsuri menegaskan bahwa saat masuk ke perguruan tinggi, mahasiswa harus dibekali ilmu untuk perang melawan narkoba bahkan memasukan konten bahaya narkoba ke dalam kurikulumnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini Irjen Pol. Drs. Sufyan Syarif, M.H. (Deputi Pencegahan BNN) Brigjen Pol M.Arief Ramdhani, S.1.K (Kepala BNNP Jawa Barat) Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si, M.Sc (Ketua Umum DPP Artipena) Dr. H. Deden Ramdan, M.Si. CICP. DBA (Wakil Ketua DPW Artipena Jabar) Dr. Eki Baihaki, M.S.I (Moderator). (tiwi/tie)