HEADLINE

Terungkap, Alasan Tikus untuk Penelitian

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM Dosen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB (FMIPA ITB) dari Kelompok Keahlian Biokimia, Dr. rer. nat. Fifi Fitriyah Masduki, S.Si., M.Sc., menjelaskan tentang model dalam penelitian biokimia yang seringkali melibatkan tikus.

“Tikus memiliki banyak fungsi anatomi yang mirip dengan yang dimiliki manusia. Selain mirip secara anatomi, genom tikus dan manusia juga seringkali mirip,” katanya seperti dikutip PASJABAR dari laman itb, Minggu 3/4/2022).

Ia menerangkan sepanjang sejarah, tikus sangat sering terlibat sebagai animal model untuk penelitian di berbagai universitas di dunia. Bahkan, banyak dari peneliti yang mendapat Nobel Prize melibatkan tikus pada penelitiannya sebagai animal model.

Menurutnya kini telah banyak perusahaan yang menyediakan budidaya tikus transgenik. Berbagai informasi terkait tikus transgenic, yang dapat dipakai untuk mempelajari riset-riset terkait penyakit yang menyebar di manusia juga telah beredar luas di internet. Salah satu bentuk penelitian terkait penyakit manusia yang memanfaatkan animal model berupa tikus adalah penelitian terkait penyakit malaria.

“Spesies parasit yang paling banyak menginfeksi manusia melalui penyakit malaria adalah vivax dan falciparum. Bahaya dari spesies falciparum ini merupakan kecepatannya untuk berkembang biak dan menyebar ke berbagai organ tubuh manusia seperti otak melalui peredaran darah. Dampak terparah dari penyebarannya adalah menyebabkan koma terhadap manusia,” ungkapnya.

Sementara itu, spesies vivax menginfeksi sel darah merah yang masih berkembang atau yang bisa disebut retikulosit.

Berbagai hipotesis terkait identifikasi parasit yang terlibat dalam penyakit malaria dapat dikonfirmasi melalui penelitian menggunakan mouse model. Hasil dari penelitian ini, tercipta target obat baru untuk malaria yaitu SUB1 dan DPAP3 yang esensial untuk kehidupan falciparum. Untuk menguji SUB1 dan DPAP3, digunakan mouse model NMRI untuk diteliti. Penelitian ini juga dibantu oleh Genome Database Plasmodium.(*/ytn)

Yatni Setianingsih

Recent Posts

Korban Gempa di Cibereum Mulai Mengeluh Penyakit Pasca Bencana

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Sejumlah warga korban gempa bumi di Desa Cibereum, Kecamatan Kertasari, mulai mengeluhkan…

41 menit ago

Ribuan Warga Masih Bertahan di Pengungsian Gempa Kertasari, Butuh Makanan dan Selimut

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Empat hari setelah gempa bumi mengguncang Kertasari, ribuan warga masih bertahan di…

2 jam ago

Ternyata Makassar hingga Sumedang Tercatat Paling Panas di Asia Tenggara!

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Analisis terbaru dari Climate Central mengungkapkan bahwa empat kota di Indonesia, yaitu…

3 jam ago

Pj Gubernur Jabar: Edukasi Bencana Harus Gencar, Siapkan Peralatan Darurat Lebih Baik

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, mengungkapkan bahwa penanganan korban…

4 jam ago

Kalahkan Jakarta, Jawa Barat Kumpulkan 538 Medali di PON XXI Aceh – Sumut

WWW.PASJABAR.COM -- Jawa Barat resmi menyabet status sebagai juara umum di Pekan Olahraga Nasional (PON)…

15 jam ago

Mapag Hujan: Aksi Bersih Sungai Menyambut Musim Hujan di Kota Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pemerintah Kota Bandung mengadakan kegiatan Mapag Hujan (Maraton Bebersih Walungan dan Susukan)…

16 jam ago