BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pascalebaran, lalu lintas di dalam Kota Bandung relatif lengang di pagi hingga siang hari, namun berdasarkan pantauan CCTV di ATCS Dishub Kota Bandung, lalu lintas mulai mengalami kepadatan pada siang hari.
“Warga masyarakat mulai beraktivitas di luar rumah saat bada dzuhur. Sehingga pada pagi hari lalu lintas relatif lancar. Namun siang hari terpantau mulai ada kemacetan,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Menejemen Transportasi dan Parkir Dishub Kota Bandung Khairur Rijal, kepada wartawan Jumat (6/5/2022).
Rijal mengatakan ada pola tersendiri yang terjaadi, pada lalu lintas ketika memasuki musim libur lebaran. Saat memasuki libur lebaran, kemacetan di jalan diakibatkan arus kegiatan mudik lebaran.
“Sehingga kemacetan terjadi di pinggiran kota dan jalur keluar masuk Kota Bandung,” terangnya.
Sedangkan saat menjelang lebaran, sudah ada kegiatan ziarah ke makam, dan berbelanja untuk persiapan lebaran. Sehingga kemacetan terjadi di tengah kota dan pusat perbelanjaan.
“Belum lagi di pusat perbelanjaan yang memang tidak memiliki tempat parkir yang luas, akan berakibat pengunjung parkir di badan jalan, sehingga mengaibatkan kemacetan,” tambahnya.
Sedangkan untuk hari lebaran, selain masih ada kegiatan ziarah ke makam, juga ada kegiatan bersilaturahim. Sehingga kemacetan juga terjadi di tengah kota.
“Seperti saat lebaran kemarin, jalan di kawasan Cicaheum menuju Cikadut macet total dan tidak bisa bergerak. Itu karena ada aktivitas ziarah ke makam Covid, jadi membuat kemacetan,” terang Rijal.
“Sedangkan setelah lebaran, aktivitas tertuju di tempat liburan dan rumah makan. Sempitnya area parkir juga menjadi salah satu sumber kemacetan,” tambahnya.
Kemacetan yang terjadi mayoritas di siang hari hingga malam hari
“Untuk malam hari, kemacetan terjadi karena ada arus pulang dari tempat wisata. Karenanya sumber kemacetan terjeadi seperi di jalur Jl Setia Budi, Jl Dago, dan ke arah Bandung Selatan seperti Banjaran dan Ciwidey,” paparnya.
Menjelang habisnya musim liburan, Rijal mengatakan, wisatawan akan banyak mengunjugi tempat penjualan oleh-oleh khas bandung seperti Primarasa dan Kartikasari.
“Dari panatuan CCTV kami di ATCS, tempat oleh-oleh yang banyak dikunjungi adalah Kartikasi di Jl Ir H Djuanda. Yang sekarang menjadi salah satu sumber kemacetan, karena lahan parkir yag sempit,” tuturnya.
Rijal mengakui, hal ini juga menjadi sangat dilema, karena di satu sisi menjadi pusat kemacetan, di sisi lain menjadi salah satu sumber pergerakan ekonomi.
“Jika terjadi aktivitas dan kemacetan di jalan, hal itu menunjukan ekonomi berjalan. Jika kemacetan terjadi di jalan luar kota, maka itu menjadi berkah bagi pedagang asongan. Kalau kemacetan di tengah kota, itu menunjukan ada wisatawan yang datang ke pusat perbelanjaan,” paparnya. (put)