JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM — Corporate Communication and Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Dwimawan Heru menjelaskan terdapat dua kunci manajemen arus lalu lintas mudik tahun ini.
Pertama yaitu penggunaan teknologi terkini dalam bidang road transportation, sebagai “decision support system” yang mendukung keputusan pimpinan puncak di kepolisian dan Jasa Marga dalam memutuskan penanganan volume lalu lintas yang jumlahnya luar biasa.
Kedua, koordinasi lintas sektoral yang sangat intensif dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan secara komprehensif.
“Tiga bulan sebelum arus mudik, bahkan sebelum adanya keputusan pelonggaran perjalanan antar kota. Kami bersama-sama dengan pemangku kepentingan sudah membahas intensif perencanaan arus mudik, dengan berbagai skenario, untuk mengantisipasi apapun kebijakan Pemerintah Pusat soal mudik”, tutur Heru.
Koordinasi pada level pengambil kebijakan, didukung lagi, dengan dioperasikannya konsep Intelligent Transportation System (ITS) yang dimiliki Jasa Marga, di Jasa Marga Tollroad Command Centre (JMTC).
JMTC sebagai “the eye of the tollroad’ mengumpulkan seluruh informasi lalu lintas jalan tol melalui beberapa sumber, seperti pantauan 1.913 CCTV, 26 speed camera, 39 CCTV analytic traffic counting, 19 RTMS (Remote Traffic Microwave Sensor), 7 WIM (Weigh in Motion).
Juga informasi dari laporan petugas di lapangan serta informasi dari pelanggan melalui call center 14080. Selanjutnya diolah dan disampaikan kembali hasilnya kepada pimpinan puncak, untuk pengambilan keputusan serta kepada pengguna jalan tol untuk membantu mereka dalam merencanakan perjalanan.
JMTC dilengkapi dengan ATMS (Advanced Traffic Management System), yaitu sebuah sistem yang akan menganalisis kondisi kepadatan di jalan tol dengan menghitung data volume kendaraan, dibandingkan dengan kapasitas jalan tol.
Pada saat volume kendaraan mendekati kapasitas maksimal suatu ruas, maka sistem akan memberikan peringatan kepada petugas untuk selanjutnya dilakukan rekayasa lalu lintas, seperti : contra flow, ramp metering, atau one way.
Outputnya selain untuk pengambilan keputusan, juga diberikan kepada pengguna jalan tol, melalui 235 buah DMS (Dynamic Message Sign) yang ada di jalan tol Jasa Marga, dan melalui mobile apps Jasa Marga, yaitu “Travoy 3.0”.
Dalam penanganan arus mudik lebaran, penggunaan JMTC ini membantu dengan menginformasikan secara real time, jika kapasitas lajur atau kapasitas gerbang sudah terpenuhi 60 persen dari kapasitas terpasang, maka akan diambil keputusan oleh kepolisian sebagai pemegang diskresi, untuk melalukan rekayasa lalu lintas.
Mengingat untuk rekayasa lalu lintas one way, dibutuhkan waktu dua jam untuk melalukan clearance di jalur yang akan dilakukan one way agar keamanan dan keselamatan pengguna jalan terjaga.
“Saat dilakukan clearance, biasanya kapasitas terus naik, sehingga saat kedatangan lalu lintas mencapai puncaknya, di lapangan penambahan kapasitas melalui one way atau contra flow sudah digelar dan siap digunakan,” pungkasnya. (*/ytn)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Senat Akademik Institut Teknologi Bandung (SA ITB) menetapkan 3 Calon Rektor ITB…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Penculikan anak di Kota Bandung, Kamis (21/11/2024) terekam kamera CCTV. Penculikan anak…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Striker PERSIB asal Brasil, David Da Silva absen karena terkena virus. Hal…
JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM -- Untuk memperkuat bisnis, bank bjb menjalin berbagai sinergi strategis demi memberikan manfaat…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…