BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Dewan Pengurus Pusat Persatuan Ummat Islam (PUI) sukses menggelar Halal bi Halal Keluarga Besar Persatuan Ummat Islam 1443 H, setelah sebelumnya umat Islam menjalankan puasa sebulan penuh pada Ramadhan dan perayaan Hari Raya Idul Fitri 1443 H.
Acara Halal bi Halal PUI ini digelar secara hybrid di Holiday Inn Hotel, Pasteur Bandung, Jawa Barat, dan secara virtual di ruang Zoom Meeting pada Jum’at 12 Syawal 1443 H (13/5/2022).
Kegiatan yang menjawab rasa dahaga akan kerinduan silaturahim warga PUI ini, diikuti oleh 250 Kiai, Ulama dan Tokoh PUI yang terdiri dari unsur Majelis Syura, Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah seluruh Indonesia, serta utusan Badan otonom Wanita PUI, Pemuda PUI, HIMA PUI, Pemudi PUI dan Badan Penyeleggara Pendidikan PUI dari pusat hingga daerah.
Di antaranya adalah Ketua Majelis Syura PUI Dr KH Ahmad Heryawan Lc MSi, Wakil Ketua MS PUI KH Nazar Haris MBA dan Prof Dr KH Jaja Jahari, Sekretaris MS PUI Drs. H. M. Iding Bahrudin, M.MPd, Ketua Umum DPP PUI KH Nurhasan Zaidi.
Ketua Dewan Syari’ah Pusat PUI Prof Dr KH Endang Soetari Ad MSi, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PUI Dr KH Munandi Saleh MSi, Sekretaris Jenderal DPP PUI H Raizal Arifin SS, Bendahara Umum DPP PUI H Soleh Hidayat SE, Ketua Umum DPP Wanita PUI Hj Iroh Siti Zahroh MSi, Sekjen Pemuda PUI Jumadi MAP dan Ketua PB HIMA PUI Muhammad Syauqi Hafiz BA.
Selain itu, datang juga tamu undangan dan sahabat ormas dari Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Al Jam’iyatul Washliyah dan Persatuan Islam (Persis).
Urgensi
Dalam sambutannya, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat PUI KH Nurhasan Zaidi menyampaikan urgensi Halal bi Halal dan silaturahmi di bulan Syawal ini dapat meningkatan ubudiah yang sebelumnya ditempa di bulan Ramadhan, serta dapat meningkatan kebersamaan dan kinerja organisasi.
“Alhamdulillah saat pandemi Covid-19, PUI bisa terus bergerak dan melewati tantangan zaman. Animo masyarakat Indonesia terhadap PUI di daerah-daerah juga semakin luas. Mereka menunggu-nunggu disapa oleh PUI,” ucapnya.
“Ini menunjukkan kalau PUI semakin dicintai, mulai dari masyarakat Sunda, Batak, Karo, Jawa, Minang sampai Papua. Kemarin saya baru kembali dari Maluku Utara, Papua dll, mereka bukan hanya bergabung di PUI tapi juga sekaligus ingin berkontribusi untuk umat,” lanjutnya.
“Capaian ini tentu merupakan hasil perjuangan dari lintas generasi dan kita semua. Fokus kita sekarang adalah meningkatkan SDM, kita harus perkuat taklim-taklim Islah dan Majelisul Ilmi. Karena SDM yang unggul adalah kunci kesuksesan sebuah organisasi,” ungkapnya.
Ia juga berpesan bahwa kita harus memperkuat ta’awun antar kita. Ta’awun organisasi harus diperkuat dengan semangat berkorban dan memperkuat lembaga zakat kita. Poin ketiga, ungkapnya, PUI harus siap beradaptasi dengan zaman, hidupkan dakwah digital di setiap cabang sekolah, optimalkan medsos seperti tiktok, reels, dan lain-lain.
“Dan terakhir, Nilai-nilai Wasathiyah dan Persatuan Ummat Islam yg menjadi simbol karakter kita, saat ini mendapat angin segar dengan ditandatanganinya Resolusi PBB yg menetapkan tanggal 15 Maret menjadi Hari Anti Islamofobia Internasional. Bagi kita Ormas PUI, resolusi tersebut dapat menjadi peluang besar untuk membuktikan bahwa Indonesia bisa menjadi pusat Washatiyatul Islam secara global dan Islam adalah rahmat bagi semesta alam,” tutupnya. (put)