JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM — Ditjen Diksi Kemendikbudristek mencatat sampai saat ini baru 3.175 mahasiwa vokasi, yang mendaftar Program IISMA edisi Vokasi.
Ada tiga skema yang disiapkan dalam program IISMA Vokasi ini, yaitu:
(1) Skema A, mahasiswa fokus untuk menjalani magang di industri
(2) Skema B, mahasiswa dapat menjalani magang di samping menjalani kuliah dengan pembagian waktu yang seimbang
(3) Skema C, mahasiswa fokus menjalani kuliah tetapi dengan materi yang terkait erat dengan dunia industri. Pada skema C ini, kelas juga diajar oleh praktisi dari industri.
“IISMA edisi Vokasi merupakan salah satu langkah bagi mahasiswa vokasi Indonesia untuk mengenyam pendidikan di luar negeri sekaligus mendapatkan pengalaman praktik di industri,” beber Ketua IISMA Edisi Vokasi, Hilda Cahyani seperti dikutip PASJABAR dari laman kemdikbud, Jumat (20/5/2022).
Lebih lanjut Hilda menjelaskan melalui program ini diharapkan, mahasiswa vokasi Indonesia siap belajar dan berperan di kancah global dengan pengalaman belajar di perguruan tinggi dan industri kelas dunia di luar negeri.
Selain itu, interaksi internasional yang intensif dan pemahaman antar budaya (cross-culture understanding) dari berbagai negara juga akan menambah wawasan, mengasah komunikasi bahasa internasional serta memperluas jaringan atau networking.
Untuk jangka panjang, kata Hilda, Program IISMA edisi Vokasi ini diharapkan dapat menguatkan link and match antara pendirian vokasi dan industri global. Pada akhirnya, hal ini mampu berkontribusi pada peningkatan SDM Indonesia. Kualitas SDM yang membaik, lanjut dia, juga akan meningkatkan kualitas penyelenggaraan ekonomi negara sehingga bisa menguatkan aktivitas investasi.
“Pada dasarnya, semua ini berujung pada peningkatan kesejahteraan karena terjadinya perbaikan ekonomi yang memberi dampak positif,” ujarnya.
Ia menambahkan, keterampilan teknis dan analitis serta wawasan global ini penting untuk menyiapkan lulusan vokasi Indonesia untuk berperan di dunia kerja dan industri kelak ketika lulus.
“Mungkin mereka tidak akan bekerja di luar negeri tetapi kini makin banyak perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia. Bekerja di sebuah perusahaan di kabupaten di Indonesia pun akan memerlukan kemampuan berinteraksi secara internasional. Di sinilah, wawasan global dan kemampuan berkomunikasi secara internasional akan bermanfaat,” tutupnya. (*/ytn)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pertamina Fastron siap memeriahkan festival musik Pestapora 2024, yang akan diadakan di…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Harga beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan pada Jumat (20/9/2024) pagi. Dilansir dari…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Bakal calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menghadiri acara Dialog Kebhinekaan di…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung bersama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)…
Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan) BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Ajaran…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- West Java Investment Summit 2024 yang sudah berjalan ke enam kalinya mencatatkan…