BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Beberapa hari belakangan ini viral di media sosial, dua orang anak jalanan di Kota Bandung yang melakukan hal tidak senonoh terhadap pengendara motor di persimpangan Jalan Pasirkaliki – Jalan Dr Djundjunan.
Menanggapi hal ini, pegiat sosial Tubagus Zaenal Arifin mengatakan ini merupakan fenomena sosial yang tidak bisa dihindari di kalangan anak jalanan yang mayoritas dibesarkan di tengah keluarga tidak mampu.
“Saya pernah menanyakan kepada keluarga para anak jalanan itu. Mereka mengakui pernah melakukan hubungan badan yangn mungkin saja dilihat oleh anak mereka,” terang lelaki yang karib disapa Uncle Teebob ini.
Uncle Teebob mengatakan, hal ini bukan menjadi suatu alasan untuk menyalahkan salah satu pihak. Pasalnya, orang tua melakukan hal tersebut sampai bisa disaksikan anaknya, karena memang keterbatsan ruangan di tempat tinggalnya.
“Saya melihat sendiri, bagaimana tempat tinggal mereka memang hanya satu ruangan di mana semua aktivitas di lakukan di sana,” terangnya.
Sehingga sangat kecil kemungkinan untuk melakukan aktivitas orang dewasa tersebut dengan tanpa terlihat anak-anak mereka. Di mana, Uncle Teebob mengatakan, ketika orang tua sadar aktivitas mereka sudah dilihat oleh anak mereka, malah meneruskan aktivitas tersebut.
“Ya jadinya, mereka pura-pura tidak tahu saja bahwa anaknya menyaksikan aktivitas mereka,” tambahnya.
Di sisi lain, ketika anak yang terkontaminasi hal-hal negatif begitu, maka akan menduplikasi tingkah orang tua, yang mereka pikir itu merupakan suatu kewajaran. Sehingga mereka melakukannya dengan tanpa merasa bersalah.
“Anak jalanan ini kan tumbuh di lingkungan orang dewasa yang terbiasa berperilaku kurang baik. Sehingga bagi mereka itu merupakan hal yang biasa. Bahkan ketika mereka menduplikasi apa tingkah buruk tersebut,” terangnya.
Karenanya, Uncle Teebob berpendapat jika keadan sudah demikian, hal ini menjadi sesuatu yang kompleks. Tidak mudah untuk mengurai hal ini dan ini menjadi tugas bersama, dari pemerintah, pengusaha, dan masyarakat.
“Bagaiamanapun juga masyarakat harus ikut andil dalam mengubah perilaku anak jalanan yang sebelumnya kurang baik, ke arah yang lebih baik,” katanya.
Untuk itu, Uncle Teebob mengaku pihaknnya kerap memberikan edukasi kepada anak jalanan, termsuk kepada orang dewasa di sekililingnya.
Caranya dengan mendekati mereka terlebih dahulu, kerap berada di sekitar mereka dan berbagi makanan sampai makan bersama dengan mereka di tempat mereka berada.
“Dengan begitu, mereka akan lebih merasa dihargai dan dianggap. Jangan memperlakukan mereka dengan kasar karena itu akan membuat mereka tidak dihargai dan akan lebih sulit memberikan pemahaman kepada mereka,” tuturnya.
Sementara itu, pejuang sosial lainnya Erwin Moron berharap kejadian perilaku tidak senonoh yang dilakukan anak jalanan, jangan sampai terulang kembali.
“Ini terjadi di luar kontrol, mereka tidak mendapatkan edukasi yang baik seperti layakya anak-anak seusia mereka,” tuturnya.
Untuk itu, sangat penting bisa memberikan pemahaman yang baik kepada mereka mengenai perilaku yang baik.
“Pendekatan yang kami lakukan ini, merupakan langkah awal dari program pendidikan perilaku bagi anak jalanan. Harapannya, ke depan pemerintah bisa memberikan perhatian lebih kepada para anak jalanan ini,” pungkasnya. (put)