BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Percepatan informasi yang disebarkan terutama melalui media online, harus diimbangi dengan kedewasaan masyarakat dalam menerima dan mencernanya. Sehigga masyarakat tidak serta merta menelan informasi begitu saja.
“Masyarakat harus punya kecerdsan dalam memilih dan memilah berita yang akan dicerna,” ujar salah seorang Pembicara Pelatihan Jurnalistik dengan tema Peran Media dan Literacy Masyarkat Dalam Membendung Berita Hoax, Bulgan Alamin, Kamis (23/6/2022).
Bulgan mengatakan, jika masyarakat tidak bisa memilih dan memilah berita yang dicerna, maka beban dalam otak mereka akan sangat berat. Mengingat dengan keberadaan internet, masyarakat sangat mudah mendapatkan informasi yang dicari.
Bulgan mengatakan, masyarakat harus bisa membedakan mana berita yang penting dan tidak penting bagi mereka.
“Jika satu berita memang dianggap penting, maka harus langsung melakukan croscek, terutama sebelum membagikan berita tersebut ke pihak lain. Namun, kalau satu berita dianggap tidak penting, maka langsung tinggalkan saja,” terang Bulgan.
Menurut Bulgan jika ada berita yang di’teruskan’ secara berulang-ulang, maka besar kemungkinan itu merupakan berita hoaks.
Demikian juga jika ada kalimat ‘Jika anda sayang keluarga, maka….’ Besar sekali kemungkinan bahwa itu merupakan berita hoaks.
Di sisi lain, Bulgan mengatakan, penting bagi media untuk bisa menyajikan berita baik yang bisa diserap oleh masyarakat. Sehingga energi positif yang dilahirkan dari berita positif, akan berdampak positif bagi masyarakat.
“Bahasa yang dipilih oleh media jangan bahasa yang memprovokasi, harus bisa menghadirkan bahasa menenangkan dan memberikan pendidikan yang baik untuk masyarakat,” tuturnya.
Senada dengan Bulgan, salah seorang pemateri lain, Akuat Suprianto mengatakan, dalam upaya menangkal hoaks di tengah masyarakat ini, posisi masyarakat harus menjadi subjek, dari gerusan media.
“Mereka harus menjadi masyarakat yang kritis, mempunyai minat literasi yang tinggi, dan memiliki budaya saring yang tinggi. Sehingga tidak serta merta menerima dan menyerap informasi yang mereka terima,” terangnya.
Akuat mengatakan, masyarakat juga harus ikut mewarnai arus informasi dengan berbagai diskusi. Terlebih menjelang pemilu, banyak golongan masyarakat yang jadi terpecah karena perbedaan pandangan dalam pemilu.
“Kelompok Informasi Masyarakat harus menginformasikan dan mengkroscek apakah berita itu benar atau tidak. Sehingga tidak terjadi perpecahan jika ada perbedaan,” jelasnya.
Akuat mengakui, penetrasi internet di Asia sangat cepat, bahkan diperkampungan masyarakat sangat cepat mengawasi dari media cyber.
Kepada media, Akuat mengingatkan, harus ada keseimbangan, media memiliki kode etik sendiri. Karenanya, harus dilakukan kajian, apakah berita yang disajikan atau kegiatan jurnalistik yang dilakukan selama ini, sudah sesuai dengan kode etik jurnalistik atau tidak.
“Tanpa ada review, media akan menjadi lupa diri. Karena penting juga adanya asosiasi dan sertifikasi,” pungkasnya. (put)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Lanud Husein Sastranegara menerima kunjungan Tim Dinas Potensi Dirgantara (Dispotdirga) Koopsudnas yang…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Akibat tanggul sungai jebol, sejumlah rumah warga rusak dihantam derasnya air,…
WWW.PASJABAR.COM -- Sang preman Timnas Indonesia, Justin Hubner kembali sukses tampil memukau di laga Indonesia…
WWW.PASJABAR.COM -- Pelatih timnas Bahrain, Dragan Talajic, menangis usai laga melawan Australia dalam laga Kualifikasi…
WWW.PASJABAR.COM -- Ada momen menarik di laga Indonesia Vs Arab Saudi semalam, Selasa (19/11/2024). Pasalnya,…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung akan menjamu Borneo FC pada pekan ke-11 Liga 1 2024/2025…