BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Saat Idul Adha biasanya kolesterol kerap naik setelah menyantap berbagai olahan daging kurban. Biasanya daging kurban diolah dengan menggunakan santan dan minyak berlebih.
Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr. Intan Annisa Fatmawaty menyampaikan, selain dari makanan, kolesterol juga sebenarnya diproduksi dalam tubuh kita.
“Kalau ada yang kolesterolnya tinggi, itu bisa diakibatkan karena adanya gangguan metabolisme dalam tubuh atau memang asupan makanannya mengandung kolesterol tinggi terlalu banyak,” jelas Intan yang dikutip Pas Jabar dari laman Humas Pemkot Bandung, Senin (11/7/2022).
“Kalau memang punya kolesterol atau tidak ingin kolesterolnya meningkat, bisa konsumsi bagian daging tertentu seperti daging has. Dari proses pengolahan juga bisa dicari alternatif memasak dengan cara lain,” tambahnya.
Tak hanya itu, ternyata kolesterol pun bisa naik diakibatkan trigliserida yang banyak ditemukan pada makanan olahan tepung.
“Jadi kolesterol naik itu bukan hanya diakibatkan dari makan daging, tapi juga konsumsi makanan-makanan ini (tepung). Trigliserida menyebabkan jantung koroner,” tuturnya.
Gejala Kolesterol
Ia menyebutkan, ada beberapa gejala jika kolesterol dalam tubuh mulai meningkat. Ada yang tiba-tiba merasa sakit di pundak, kepala, dada, pusing, bau mulut, atau sembelit karena kekurangan serat.
“Ada juga yang cepat capai, kesemutan, bahkan ada yang malah tidak pernah merasakan apa-apa. Ketahuannya itu saat dia cek kesehatan di lab,” ujarnya.
Sebenarnya, menurut Intan, tidak semua kolesterol itu buruk untuk tubuh. Kolesterol sendiri ada dua jenis, Low-density lipoprotein (LDL) dan High-density lipoprotein (HDL).
“LDL ini kalau dia tinggi, bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit jantung, stroke, atau penyempitan pembuluh darah. LDL bisa diturunkan dengan adanya HDL,” papar Intan.
Kunci untuk menaikkan HDL bisa dengan mengonsumsi minyak zaitun, ikan sarden, ikan salmon, makanan berserat tinggi, dan kacang-kacangan. Namun, bagi para pengidap asam urat, jangat mengonsumsinya terlalu banyak.
“Konsumsi buah seperti alpukat juga bagus untuk HDL. Indeks glikemiknya rendah, jadi bisa dikonsumsi juga oleh pengidap diabetes,” katanya.
“Kedelai juga bagus untuk meningkatkan HDL, tapi perhatikan lagi bagaimana cara mengolahnya,” lanjutnya.
Ada beberapa tip lainnya dari Intan agar kita bisa tetap nikmat mengonsumsi daging kurban tanpa takut kolesterol naik.
Pertama, makan secukupnya. Jangan karena dapat dari tetangga, saudara, dan masjid juga, semua jatah kurban langsung dikonsumsi dengan porsi besar.
“Sebaiknya dimakan dengan porsi kecil dan diseimbangi dengan makanan berserat. Imbangi dengan cukup minum air putih minimal dua liter per hari,” imbaunya.
Sebab, saat sedang berkumpul makan sate atau gulai, masyarakat ketap mengonsumsi minuma bersoda atau teh dalam kemasan.
“Ini jadi dobel nanti, kolesterol tinggi, gula juga ikut tinggi,” kata Intan.
Kedua, aktif bergerak minimal 30 menit per hari dalam seminggu. Bisa dengan jalan kaki atau aerobik.
“Ketiga, cara memasaknya juga perlu diperhatikan. Jangan terlalu bersantan dan berminyak. Bisa pilih olahan yang lebih sehat,” jelasnya. (*/ran)