CLOSE ADS
CLOSE ADS
PASJABAR
Minggu, 22 Juni 2025
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
No Result
View All Result
PASJABAR
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home PASPENDIDIKAN

Dosen Unpad Sebut Citayam Fashion Week Bisa jadi Sesuatu yang Bernilai

Nurrani Rusmana
26 Juli 2022
Dosen Unpad menanggapi fenomena Citayam Fashion Week.

Dosen Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran yang juga pegiat industri kreatif Dr. Dwi Purnomo, M.T. (Foto: Kanal Media Unpad)

Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Citayam Fashion Week, fenomena ini sedang hangat dibicarakan. Subkultur baru yang merepresentasikan kreativitas anak muda melawan kultur arus utama.

Dosen Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran yang juga pegiat industri kreatif Dr. Dwi Purnomo, M.T., ikut menanggapi fenomena Citayam Fashion Week.

Dia mengatakan terlepas kontroversinya, kolaborasi merupakan sesuatu yang sah dilakukan dalam memanfaatkan kreativitas Citayam Fashion Week menjadi sesuatu yang bernilai. Hanya saja, kolaborasi dilakukan bukan sekadar untuk menarik keuntungan.

“Mumpung momentum banyak kemudian uangnya bisa diambil, harusnya tidak begitu. Kolaborasi harusnya tetap menjadi kreativitas itu berkelanjutan, bukan sekadar profitnya,” kata Dwi.

Dwi menjelaskan, era digital saat ini menjadi upaya strategis dalam memanfaatkan momentum kreativitas agar tidak lenyap begitu saja. Kolaborasi perlu dilakukan untuk menjaga kebelanjutannya, ide tetap dimiliki oleh komunitas penggagasnya, menghasilkan model bisnis yang bisa dibagi, dan memberikan kemanfaatan.

Baca juga:   Ini Penyebab Masyarakat Sering Terjebak Investasi Bodong

Karena itu, Citayam Fashion Week merupakan momentum baik untuk menjadikan fenomena tersebut menjadi inovasi disruptif. Inovasi disruptif tersebut mampu menghadirkan kebaruan yang mampu memberi solusi terhadap kondisi yang ada.

“Harusnya ketika sudah viral, Citayam Fashion Week bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu hal kebermanfaatan dalam jangka waktu yang panjang,” terangnya.

Kendati demikian, Dwi mengatakan, kolaborasi tetap perlu dikemukakan secara gamblang untuk menghindarkan salah persepsi oleh publik.

“Siapa tahu asumsi saya, dia (pesohor) punya model bisnis bagus dan memiliki niat membuat subkultur tersebut menjadi berlanjut yang kemudian bisa dibagi secara berkeadilan,” kata Dwi yang juga Ketua Penataan dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Bandung tersebut.

Di era digital, ada pergeseran pengembangan model bisnis. Dari semula berorientasi ke profit, kini mulai berorientasi ke tujuan. Pengembangan model bisnis saat ini harus dipikirkan bagaimana kelanjutannya, bukan semata hanya mencari keuntungan.

Baca juga:   Mekanisme Pembelajaran dan Libur Ramadhan 2025 Tunggu SE

“Sekarang harus punya purpose, bagaimana kreativitas ini bisa meledak dulu baru kemudian dipikirkan model bisnisnya. Karena goals sesungguhnya adalah keberlanjutan,” kata Dwi.

Enam Topi Edward de Bono

Dwi pun mengkritisi cara pandang masyarakat yang buru-buru menilai negatif fenomena Citayam Fashion Week. Penilaian terhadap fenomena subkultur tersebut seharusnya melalui analisis dan cara berpikir yang runut.

“Boleh kita menyimpulkan kalau itu tidak baik, serakah, atau negatif. Akan tetapi untuk menuju simpulan itu harus punya cara berpikir yang runut, sehingga bisa merumuskan sesuatu yang kontekstual. Kadang kita melakukan pemikiran judgemental,” paparnya.

Deputi Pengembangan Bisnis Kawasan Sains dan Teknologi Padjadjaran tersebut memaparkan, analisis suatu fenomena sebaiknya menggunakan model enam topi berpikir (six thinking hats) karya psikolog Edward de Bono.

Baca juga:   Dosen Unpad Teliti Kencur untuk Anti-Sariawan

Melalui model tersebut, suatu fenomena diuraikan secara sistematis, sehingga diperoleh pemikiran atau simpulan yang komprehensif. Model kerangka berpikir ini banyak diaplikasikan oleh perusahaan rintisan (startup) untuk mendapatkan momentum kreativitas dan inovasi.

Enam Warna Topi Edward de Bono

Model berpikir tersebut terbagi ke dalam enam warna topi. Topi putih bermakna data dan fakta, warna kuning bermakna optimisme, hijau bermakna kemungkinan dan kreativitas, biru bermakna perencanaan, merah bermakna amarah, dan hitam bermakna masalah.

Berkaca pada fenomena Citayam Fashion Week, Dwi mengungkapkan bahwa cara pikir masyarakat saat ini cenderung menggunakan topi hitam atau masalah, sedangkan ada lima warna lain yang juga perlu digunakan untuk melakukan analisis.

“Kadang-kadang orang tidak maju karena hanya melihat topi hitam, padahal ada banyak topi yang menjelaskan kenapa kita harus maju,” pungkasnya. (*/ran)

Print Friendly, PDF & Email
Editor:
Tags: Citayam Fashion Weekdosen unpadKreatifitas


Related Posts

FOTO : Isi Liburan Sekolah dengan Permainan Latto-latto
HEADLINE

Dosen Unpad Beberkan Fakta Sosiologis dari Viralnya Lato-lato

9 Januari 2023
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil fashion show bersama driver ojek online di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, atau di tempat Citayam Fashion Week Rabu (20/7/2022).
PASJABAR

Ridwan Kamil: Citayam Fashion Week Jangan Sampai Ganggu Aktivitas Publik

27 Juli 2022
Permohonan Citayam Fashion Week ditarik kembali PT Tiger Wong Entertainment.
PASNUSANTARA

Permohonan Merek Citayam Fashion Week Kembali Ditarik, Ini Alasannya

27 Juli 2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Waspada Penipuan Terkait Status Pegawai di Lingkungan Pemkot Bandung.

Permukaan Air Tanah di Kota Bandung Mengalami Penurunan

2 tahun yang lalu
makanan dan minuman ilegal china

YLKI Serukan Waspada Terhadap Produk Makanan dan Minuman Ilegal dari China

11 bulan yang lalu
bima arya

Bacagub Jabar Bima Arya Lakukan Kunjungan ke Partai Golkar Jawa Barat

1 tahun yang lalu
Polisi Ungkap Alasan Pelaku Membunuh Gadis Muda yang Ditemukan di Sungai Citarum

Polisi Ungkap Alasan Pelaku Membunuh Gadis Muda yang Ditemukan di Sungai Citarum

2 tahun yang lalu

Categories

  • CAHAYA PASUNDAN
  • HEADLINE
  • PASBANDUNG
  • PASBISNIS
  • PASBUDAYA
  • PASDUNIA
  • PASFINANSIAL
  • PASGALERI
  • PASHIBURAN
  • PASJABAR
  • PASKESEHATAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASOLAHRAGA
  • PASPENDIDIKAN
  • PASTV
  • PASVIRAL
  • RUANG OPINI
  • TOKOH
  • Uncategorized
No Result
View All Result

Trending

galeri seni Bandung
HEADLINE

Lima Spot Galeri Seni Paling Estetik dan Inspiratif di Bandung

22 Juni 2025

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dikenal sebagai kota kreatif, Bandung tak hanya menawarkan wisata alam dan kuliner yang menggoda,...

Dimsum Bandung

Lima Rekomendasi Dimsum Enak di Bandung, Wajib Dicoba!

22 Juni 2025
Veda Ega Pratama

Veda Ega Pratama Raih Kemenangan Perdana di Red Bull Rookies 2025

22 Juni 2025
UMKM

Menko PM Alokasikan Rp500 Triliun untuk Pemberdayaan UMKM

22 Juni 2025
TNI AU Peduli, Lanud Husein Sastranegara distribusikan ratusan paket sembako. (Ist)

Lanud Husein Sastranegara Distribusikan Ratusan Paket Sembako

21 Juni 2025

Highlights

Menko PM Alokasikan Rp500 Triliun untuk Pemberdayaan UMKM

Lanud Husein Sastranegara Distribusikan Ratusan Paket Sembako

Farhan Halim DKK Gagal Melaju Ke Semifinal AVC

Florian Wirtz Sah ke Liverpool, Jadi Transfer Termahal EPL!

Di Tengah Gempuran AI, Media Masih Relevan?

Akhirnya! Dominasi Klub Eropa Dipatahkan Brasil

PASJABAR

© 2018 www.pasjabar.com

Navigate Site

  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Alamat Redaksi & Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI

© 2018 www.pasjabar.com

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.