BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pokja Pendidikan G20 atau G20 Education Working Group (EdWG) menggelar pertemuan ketiga secara hibrida pada 27 dan 28 Juli 2022, di Bandung, Jawa Barat.
Chair of G20 EdWG, Iwan Syahril, dalam pertemuan Pokja Pendidikan G20 mengatakan ada sebuah falsafah masyarakat Sunda yang erat kaitannya dengan gotong royong, yakni silih asih, silih asah, silih asuh, silih wawangi.
Iwan menuturkan, kata “silih” yang berarti “saling”, mengandung makna transformatif yang bersifat resiprokal.
“Pada pertemuan-pertemuan G20 bidang pendidikan yang kita pimpin, para delegasi saling memberikan respons. Tujuannya untuk bertransformasi bersama dan bergotong royong untuk mencapai pemulihan global. Khususnya di bidang pendidikan,” kata Iwan di Bandung, Rabu (27-7-2022).
“Silih asih” dapat dimaknai sebagai saling mengasihi terhadap sesamanya. “Silih asah” mempunyai makna saling mencerdaskan antarmanusia. “Silih asuh” mempunyai makna saling menjaga. “Silih wawangi” dapat bermakna saling memberi dukungan ke arah yang positif. Nilai yang terkandung di dalam falsafah ini dapat dimaknai sebagai proses untuk mencapai kualitas kemanusian yang sejahtera.
“Saya pikir, dalam upaya memperkuat komitmen untuk memulihkan sektor pendidikan secara bergotong royong, falsafah masyarakat Sunda, silih asih, silih asah, silih asuh, silih wawangi sangat relevan dan dapat menjadi penguat,” ujar Iwan.
Pertemuan ketiga G20 EdWG merupakan tindak lanjut dari pertemuan kedua G20 EdWG yang diselenggarakan pada Mei lalu. Dalam pertemuan kedua, terobosan-terobosan Merdeka Belajar telah diangkat sebagai contoh praktik baik yang menjadi tonggak gotong royong transformasi pendidikan di Indonesia.
Merdeka Belajar juga diangkat sebagai dasar agenda prioritas pertama dan kedua dalam G20 EdWG, yaitu “Pendidikan Berkualitas untuk Semua” dan “Teknologi Digital dalam Pendidikan”.
Hal tersebut sejalan dengan nilai gotong royong serta visi yang diutarakan oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim pada pertemuan kedua G20 EdWG, bahwa Indonesia telah melihat ke masa depan, dan mengajak dunia untuk turut bergerak ke masa depan.
Nadiem Makariem Bahas “Solidaritas dan Kemitraan”
Pada pertemuan ketiga kali ini, Kemendikbudristek akan memimpin pembahasan terkait agenda prioritas ketiga dan keempat G20 EdWG. Yakni “Solidaritas dan Kemitraan” dan “Masa Depan Dunia Kerja Pasca Covid-19”.
Kemendikbudristek juga akan memimpin pembahasan lebih lanjut terkait Laporan G20 EdWG serta draf Deklarasi Menteri Pendidikan yang sempat dibahas pada pertemuan sebelumnya.
Kemendikbudristek juga akan mengajak para delegasi untuk mendiskusikan pembahasan terbaru komitmen dunia di bidang pendidikan. Hal itu telah dibahas dalam Transforming Education Pre-Summit pada bulan Juni lalu.
Transforming Education Pre-Summit merupakan rangkaian acara menuju pertemuan Transforming Education Summit. Pertemuan itu direncanakan akan dilaksanakan pada September 2022 dan diinisiasi oleh UNESCO.
“Melalui pertemuan ketiga ini, Kemendikbudristek bersama para delegasi negara-negara anggota G20, negara undangan khusus, organisasi internasional. Serta kelompok kerja (working group), dan kelompok pelibatan (engagement group) akan berdiskusi lebih lanjut jelang pertemuan tingkat menteri pendidikan pada bulan September,” pungkas Iwan. (*)