BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Produktifitas dan prestasi rasanya adalah hal yang tidak lepas dari sosok pemuda yang satu ini, Muhammad Ghifari Aththaariq, namanya atau yang akrab disapa Ghifari.
Mahasiswa FEB Unpas ini tercatat pernah menjadi Favorite Winner of Pasanggiri Duta Kampus Universitas Pasundan 4 tahun 2022, Pasundan University Campus Ambassador 2022, Faculty of Economics and Business Pasundan University’s ambassador 2022, 3𝑟𝑑 Winner PINFEST Paper Competition of HIMAK, Pasundan University 2022 dan Mahasiswa Berprestasi of Economic and Business Faculty, Pasundan University 2021.
Tidak hanya itu pemuda yang lahir di Bandung, 1 Desember 2000 ini juga menjadi The Best Essay in Strategic Management Category of WI-CAN 2021, Widyatama University 2021, The 1st Winner of Microblog Challenge SIGMA 2021 of BEM FKB, Telkom University 2021, The 4th Winner of Essay (University) Competition of English Contest 2021, IPI Garut 2021 dan The Finalist of Essay Competition AERO of HIMAK, Pasundan University 2021.
“Kesibukan saya sampai saat ini adalah magang menjadi staf di salah kantor akuntan publik yang berada di kota Bandung,” ungkapnya kepada PASJABAR, Sabtu (6/8/2022).
Ghifari juga menjadi seorang instruktur ekstrakurikuler klub bahasa Jepang (kyoukai) di SMAN 1 Baleendah, Kabupaten Bandung Pada bulan Juli tahun 2022, ekstrakurikuler ini menjuarai perlombaan kejepangan yaitu
Japanzuki Show 15 yang diselenggarakan oleh HIMBAJA UPI dengan menjadi juara 1 dan 3 kategori lomba shuuji (kaligrafi Jepang) tingkat SMA dan juara 3 kategori lomba
pidato bahasa Jepang.
“Tidak hanya itu, saya juga aktif berorganisasi di Duta Bahasa Jawa Barat dan juga menjadi seorang Performance Analyst Manager pada fungsional Strategic and Development Analyst (SDA) di AIESEC in Bandung,” tuturnya.
Selama menjadi Duta Bahasa, sambung Ghifari, ia pun aktif mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, undangan dari balai bahasa provinsi lain, dan menjadi panitia serta bergabung dengan divisi acara dalam pemilihan Duta Bahasa Jawa Barat tahun 2022.
“Di samping mengemban tanggung jawab pada divisi di organisasi AIESEC in Bandung, saya suka mengambil kesempatan untuk menjadi pewara (MC) pada acara organisasi dan aktif menjadi panitia acara yang dilaksanakan organisasi,” tambahnya.
Soal hobi, penyuka warna hijau dan pemfavorit makanan atau minuman yang terbuat dari matcha/green tea ini juga mengaku hobi membaca dan menggambar.
“Saya suka membaca karena saya dapat melihat berbagai sudut pandang manusia juga pemilihan kata dan penyusunan kalimat yang begitu khas dan berbeda dari setiap penulisnya,” ucapnya.
“Saya suka menggambar karena
kegiatan ini merupakan bagian dari salah aktivitas healing yang biasa saya lakukan,” imbuhnya.
Mahasiswa jurusan akuntansi yang menginjak semester VII ini juga berkata bahwa ia bercita-cita menjadi seorang arsitek, karena ia sangat menyukai seni arsitektur dan desain interior.
“Namun seiring berjalannya waktu dan melihat pada kesempatan yang ada, saya menargetkan untuk menjadi seorang HRD atau yang lebih tinggi adalah seorang pemilik bisnis. Hal ini saya inginkan karena ingin membuka lapangan kerja baru untuk generasi selanjutnya dan ingin memiliki suatu aset yang dapat sustainable,” paparnya.
Ditanya soal tokoh idola, Ghifari mengaku bahwa ia mengidolakan Jerome Polin Sijabat dan MiawAug (Reggy Prabowo).
“Alasan saya mengidolakan Jerome Polin Sijabat adalah karena saya mengikuti kanal Youtube dia sejak masih memiliki sedikit subscriber hingga sebesar sekarang. Kisah hidupnya menginspirasi saya untuk menjadi pemuda yang optimis, produktif, mampu bekerja sama, mengejar cita-cita, namun tidak melupakan bahwa semua yang kita
dapatkan ini tidak lain dan tidak bukan atas izin sang Maha Kuasa,” ujarnya.
Adapun MiawAug (Reggy Prabowo), sambung Ghifari karena ia adalah youtuber gaming favoritnya sejak ia SMA, tutur kata dan pemilihan kata selama bermain gim benar-benar sangat dijaga. Dia juga bijak dalam bersosial media.
“Saya salut kepadanya untuk tetap konsisten agar tidak menggunakan kata-kata toxic karena banyak sekali penonton yang masih di bawah umur,” ulasnya.
Kesamaan dari mereka berdua adalah mereka memiliki patokan bagi Ghifari untuk menjadi orang yang beraura positif (positive vibes person). Semangat juang, tutur kata dan kesopanan yang mereka tunjukkan terus memotivasi untuk tetap menjadi dirinya dan menjadi The Best Version of Me.
“Untuk motto hidup saya, adalah Love what you do. Do what you love. Motto hidup ini saya pilih karena terkadang dengan mencintai apa yang sedang kita kerjakan dapat membuahkan hasil yang sangat tidak terduga,” ujarnya.
Soal makna hidup, Ghifari mengatakan bahwa makna hidup baginya adalah apa yang kita jalani sampai saat ini bukan hanya karena diri kita sendiri, tetapi merupakan timbal balik atas apa yang sudah kita kerjakan di masa lampau.
“Hal yang membuat saya semangat dalam menjalani hidup adalah keinginan untuk dapat membahagiakan orang tua di masa tua mereka nanti. Saya ingin sekali melihat senyuman yang begitu sumringah karena saya mampu mencapai apa yang tidak dapat
mereka capai. Tentunya pencapaian ini bukan paksaan dari kedua orang tua, melainkan mereka lah yang memberikan kepercayaan untuk mencapai keinginan yang saya sudah targetkan,” ujarnya yang juga mengaku banyak terinspirasi dari orang tuanya.
Tidak hanya itu, Ia juga selalu mengingat kebaikan-kebaikan orang yang selalu mengasihi, ia ingin terus menebarkan kebaikan meski hanya dirinya sendiri.
“Ada juga satu hal yang saya yakini, bahwa hidup yang kita jalani saat ini sudah memiliki alur, cabang, dan penghujungnya masing-masing. Saya meyakini bahwa setiap jalan, alur, dan cabang akan berbuah manis. Namun bagaimana sikap, perilaku, dan kinerja kita selama melangkahlah yang akan menentukannya,” ucapnya.
“Hal ini saya alami sendiri, sejak SMA saya sangat tidak suka pelajaran ekonomi. “Untuk apa menghitung hal seperti ini? Bukannya sudah ada orang yang menghitungnya kan?” ucap saya sambil bercanda di kala itu. Namun, takdir Tuhan berkata lain, saya ditakdirkan untuk menjadi mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Pasundan. Apakah hal ini merupakan imbas dari tidak diterimanya saya masuk PTN? Bisa jadi, atau mungkin juga karena memang saya sudah ditakdirkan untuk berada di tempat ini. Saya tidak dapat membayangkan, jika saya berkuliah di kampus lain, tentunya saya tidak akan berdiri kokoh dan tegap, juga tidak akan mendapatkan pengalaman yang sama,” jelasnya.
Ghifari melanjutkan bahwa ia sangat mensyukuri apa yang sudah terjadi pada hidupnya, kembali lagi kepada motto hidupnya “Love what you do, do what you love”.
“Saya pertama-tama mencintai
ekonomi terlebih dahulu, setelah saya dapat menerima ekonomi menjadi bagian dari hidup saya, saya melakukan hal yang terus menumbuhkan rasa cinta kepada ekonomi sehingga saya melakukan apa yang disukai dan dapat terus berkaitan erat dengan ekonomi,” ungkap pemilik tinggi 175 CM.
Ke depan, sulung dari dua bersaudara ini juga berharap akan semakin banyak generasi muda yang melek akan literasi,
tidak hanya sebatas membaca saja, namun juga memahami bagaimana pemecahan masalah yang efektif.
Selain itu, jika makin banyak generasi muda yang melek akan literasi, sambungnya, maka kualitas sumber daya manusia akan mampu bersaing lebih jauh di kancah internasional.
“Terakhir ada satu pesan yang ingin saya sampaikan kepada kawula muda, terutama mereka yang sedang berjuang menempuh pendidikan tinggi. Kalian harus yakin pada potensi yang dimiliki. Ragu, tidak percaya diri, lelah pikir, itu merupakan konsekuensi atas apa yang akan dipilih, Tapi kalian harus percaya, jika kalian pasti bisa, maka pasti kalian akan mendapatkan hasil yang maksimal. Namun jika belum berhasil, kita dapat terus mengevaluasi apa saja poin kebaikan yang dapat kita ambil untuk menjadi bekal dalam petualangan hidup yang akan kita jalani ke depannya,” pungkasnya. (tiwi)