PASJABAR

IPB Siap Dilibatkan untuk Penelitian Cacar Monyet

ADVERTISEMENT

BOGOR, WWW.PASJABAR.COM – Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arief Satria menyebut sejauh ini ada dua laboratorium utama yang menjadi perhatian pemerintah dalam penelitian cacar monyet.

Laboratorium tersebut akan digunakan untuk menganalisis penyakit, pencegahan dan penanganan hingga vaksinasi jika dibutuhkan. Pihaknya siap memberikan totalitas jika telah resmi ditunjuk pemerintah terlibat penelitian cacar monyet dan kian menyebar di sejumlah wilayah.

“Kita terus koordinasi. Begitu ada kabar penunjukan resmi sudah ada, kita akan total,” ujarnya, dikutip dari ANTARA, Senin (15/8/2022).

Dua laboratorium utama yang digunakan adalah Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sri Oemijati BKPK Kemenkes dan di Pusat Studi Satwa Primata IPB, Bogor.

Oleh karena itu, kata Arief, baik sumber daya manusia (SDM), laboratorium maupun pusat konservasi primata IPB di Pulau Tinjil, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten telah dipersiapkan.

Cacar Monyet

Cacar monyet merupakan zoonosis yang disebabkan oleh infeksi virus dari genus Orthopoxviridae.

“Kita selalu siap mendukung pemerintah dalam mengatasi cacar monyet,” katanya.

Sejak beberapa pekan lalu, IPB telah melakukan rapat-rapat informal bersama pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan untuk melakukan penelitian solusi pencegahan dan penanganan penyakit cacar monyet yang sudah menjadi wabah di dunia.

Sementara itu, Badan Kesehatan Masyarakat Kanada (PHAC) hingga Jumat (12/8/2022) mengonfirmasi 1.059 kasus cacar monyet (monkeypox) di negara itu.

PHAC mengatakan bahwa dari seluruh kasus terkonfirmasi, 511 kasus di antaranya berasal dari Ontario, 426 dari Quebec, 98 dari British Columbia, 19 dari Alberta, tiga dari Saskatchewan, dan dua dari Yukon.

Menanggapi perkembangan penyebab cacar monyet, Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan pun mempersiapkan 10 Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) untuk mendukung penelitian penyakit tersebut di Medan, Palembang, Kalimantan, Banjarmasin, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Ambon, Manado, dan Makassar.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkeskit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu pemanfaatan fasilitas BTKL sebagai laboratorium penelitian virus Monkeypox menambah jumlah jejaring laboratorium yang sebelumnya hanya tersedia dua unit di Kemenkes dan laboratorium primata di Bogor. (ran)

Nurrani Rusmana

Recent Posts

Warga Terdampak Banjir Antusias Lakukan Pencoblosan ke TPS Dayeuhkolot

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Warga Dayeuhkolot yang terdampak banjir tetap antusias mengikuti pemungutan suara untuk memilih…

21 menit ago

Aksi Stunting Award Upaya Pemdaprov Tekan Stunting

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi Stunting Award (ASA) di Hotel Holiday Inn, Kota Bandung, Selasa (26/11/2024),…

37 menit ago

Sejumlah TPS Rawan Banjir Di Dayeuhkolot Dipindahkan Ke Lokasi Aman

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Sejumlah Tempat Pemungutan Suara atau TPS di Dayeuhkolot Kabupaten Bandung dipindahkan ke…

1 jam ago

Pj Gubernur Jabar Minta Warga Datang ke TPS Pagi Hari

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pilkada Serentak yang akan digelar hari ini, diminta agar warga Jawa Barat…

2 jam ago

Pelatih Venezia Frustrasi Berat, Jay Idzes dkk Ambruk

WWW.PASJABAR.COM -- Pelatih Venezia, Eusebio Di Francesco, mengaku frustrasi berat lantaran gol menit ke-70 yang…

12 jam ago

PT. DI Gelar Pertemuan Strategis dengan Gubernur Kepri

TANJUNG PINANG, WWW.PASJABAR.COM -- Mendukung Transformasi Ekonomi Nasional di Kepulauan Riau, Direktur Utama PT Dirgantara…

13 jam ago