JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) masih menelusuri terkait dugaan kebocoran data pengguna Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang beredar di internet.
“Saat ini Kominfo sedang mendalami terkait dugaan kebocoran data itu. Nanti kami akan sampaikan jika sudah ada hasil atau temuan sementara dari dugaan kebocoran data itu,”kata Juru bicara Kominfo, Dedy Permadi yang dikutip dari ANTARA, Jumat (19/8/2022).
Dedy mengatakan pihaknya belum bisa memperkirakan waktu untuk mengumumkan hasil penelusuran lebih lanjut mengenai kebocoran data pengguna PLN.
“Kita tidak bisa mengira-kira karena itu terkait dengan penelusuran atau investigasi dugaan kebocoran data yang sangat tergantung pada kompleksitas dari kebocoran data itu sendiri. Kami akan usahakan yang terbaik semoga segera setelah ini bisa kami informasikan ke teman-teman (wartawan),” ujar Dedy.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan Kementerian Kominfo juga akan melakukan koordinasi. Pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti PLN hingga Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
“Tentu (melakukan komunikasi), karena ini kasus dugaan kebocoran data pribadi, kita akan koordinasi dengan BSSN dan PLN. Kita upayakan hari ini berkomunikasi dengan mereka,” ucap Dedy.
Sebelumnya, pengguna internet di Twitter melaporkan adanya dugaan penjualan lebih dari 17 juta data pelanggan PLN. Berdasarkan tangkapan layar yang dibagikan, menunjukkan laman web breached.to dengan akun bernama “loliyta”, yang mengklaim menjual data pengguna PLN.
Mengutip laman tersebut, beberapa data pelanggan PLN yang diklaim dijual di antaranya ID lapangan, ID pelanggan, nama pelanggan, tipe energi, KWH, alamat rumah, nomor meteran, tipe meteran, hingga nama unit UPI. (ran)