BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Wacana pemerintah pusat akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis pertalite dan solar menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Salah satu profesi yang terdampak jika pemerintah menaikan BBM adalah para sopir angkutan umum. Seperti yang terjadi di terminal Cicaheum Kota Bandung, Jawa Barat. Para sopir angkot menolak keras dengan rencana pemerintah menaikan harga BBM subsidi.
“Kondisi angkutan penumpang tengah dalam kondisi yang tidak stabil. Banyaknya angkutan online dan banyak kendaraan pribadi membuat angkot pun sepi penumpang,” kata Agung, salah satu sopir angkutan umum, Jumat (26/8/2022).
Tidak hanya itu, harga bahan pokok yang semakin mahal membuat penghasilan sopir angkutan umum tidak menentu. Mereka pun akan melakukan aksi demonstrasi jika pemerintah tetap akan menaikan harga BBM jenis pertalite dan solar bersubsidi.
“Saat ini harga BBM jenis pertalite dijual di angka 7.650 per liter. Sementara solar 5.150 per liter,” ujarnya.
Para supir angkutan umum pun berharap agar pemerintah tidak menaikan harga BBM subsidi.
Dilansir dari ANTARA, sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan pemerintah masih mempertimbangkan sejumlah aspek terkait penetapan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi, salah satunya daya beli masyarakat.
“Keputusan ini kan harus mempertimbangkan banyak aspek, aspek daya beli, dan kemampuan pendanaan pemerintah,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di kawasan Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.
Selain daya beli masyarakat, kata dia, pemerintah juga masih menghitung kemampuan APBN untuk mengucurkan subsidi energi, termasuk pada BBM.
Pemerintah juga mengantisipasi meningkatnya kebutuhan energi pada akhir tahun, di saat sejumlah negara lain memasuki musim dingin yang membuat ketersediaan energi terbatas. (uby)