BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berimbas pada tarif angkutan bus antar kota antar provinsi (AKAP) di terminal Cicaheum, Kota Bandung, Jawa Barat pada Minggu (4/9/2022) kemarin. Tarif bus resmi naik sebesar 20 persen.
Pasca harga BBM subsidi yang resmi naik pada Sabtu (3/9/2022) sangat berdampak. Seperti halnya beberapa trayek Bandung Surabaya-Wonosobo-Solo telah diperbarui harga tiketnya semenjak kenaikan BBM.
Tarif bus yang naik tersebut membuat sepi penumpang. Sejumlah penumpang kecewa atas kenaikan tersebut. Terpantau di Terminal Cicaheum sedikit lengang jika dibandingkan dengan Minggu-Minggu sebelumnya.
Sejumlah PO bus di Terminal Cicaheum khawatir dampak kenaikan bbm ini akan berimbas pada minat penumpang yang akan melakukan perjalanan luar kota. Terutama meraka yang sering menggunakam jasa transportasi darat seperti bus.
Penumpang pun mengeluh dengan tarif tiket baru yang naik. “Biasanya harga 140 ribu rupiah, sekarang menjadi 180 ribu rupiah,” kata Andika, salah satu penumpang bus AKAP.
Selain itu, kenaikan harga BBM juga berdampak pada angkutan umum lainnya. Seperti angkutan umum atau angkot dan juga bus jurusan dalam kota. Warga pun berharap agar pemerintah bisa kembali menurunkan harga BBM subsidi.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan kenaikan harga berlaku sejak satu jam diumumkannya kenaikan harga tersebut.
“Berlaku satu jam sejak dimumankannya penyesuaiannya harga ini, jadi akan berlaku pada pukul 14.30 WIB,” kata Arifin.
Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Solar naik dari Rp5.150 per liter menjadi6.800 per liter.
“Pemerintah memutuskan menyesuaikan harga BBM subsidi Pertalite menjadi Rp10.000. Kemudian Solar subsidi Rp6.800 per liter,” ujarnya.
Kemudian, Pertamax juga naik dari harga Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter. (uby)