Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Kenaikan harga BBM Bersubsidi oleh pemerintah pusat menimbukan masalah baru di tengah-tengah warga Kota Bandung. Terlebih dengan rencana pemerintah pusat mengganti subsidi BBM menajdi BLT bagi warga tidak mampu.
Salah seorang supir angkutan umum jursan Dago-St Hall Jajang menyampaikan rasa kecewanya karena kenaikan BBM ini. Pasalnya ini berimbas terhadap kenaikan banyak hal, termasuk kenaikan tarif angkutan umum, yang naik Rp1000.
“Sekarang kan tarif anguktan naik, semakin sedikit penumpang yang naik angkot,” katanya.
Sebelum ada kenaikan, Jajang mengatakan dirinya bisa membaw pulang uang ke rumah sampai Rp100 ribu, sekarang tidak sampai sebegsar itu.
“Pendapatan otomatis berkurang. Selain itu, harga-harga kebutuhan bahan pokok terus melonjak naik,” katanya.
Banyak BLT yang Tidak Tepat Sasaran
Halnya dengan BLT yang dikeluarhan pemerintah pusat sebagai ganti dari kenaikan harga BBM, Jajang mengatakan banyak yang tidak tepat sasaran. Termasuk dirinya yang tidak menadapat bantuan dari pemerintah pusat tersebut.
“Saya memang bukan warga Kota Bandung. Jadi memang tidak mendapatkan BLT,” terangnya.
Karenanya Jajang berharap aka nada perubahan misalnya penurunan kembali harga BBM sehingga kenaikan harga tidak semakin lama dan membuat warga semakin terpuruk.
“Saya inginnya, yang kaya tambah kaya yang miskin jadi kaya,” jelasnya
Hal serupa juga disampaikan salah seorang penumpang angkutan umum yang juga mengaku dri luar kota, namun lama tinggal di Kota Bandung, Ida. Menurut Ida dirinya juga tida mendapat bantuan apa-apa dari pemkot Bandung.
“Namun, saya sadar diri karena tidak punya KTP Kota Bandung, jadi memang tidak berhak atas bantuan dari Pemkot Bandung,” terangnya.
Menanggapi hal ini, Ketua Fraksi PSI-PKB-PPP DPRD Kota Bandung Erick Darmadjaya mengatakan, seharusnya data kependudukan ini menajdi salah satu yang menajdi perhatian warga pendatang. Agar mereka mendapatkan haknya sebagai warga tidak mampu.
“Kalau administrasi kependudukan tidak jelas, kan kita tidak bisa memberikan bantuan. Memang mereka jadi tanghungjawab siapa?,” tegasnya.
Untuk keluhan warga terkait kenaikan harga BBM, Erick menyampaikan harapannya, agar masyarakat tidak berlarut-larut dalam keterpurkan.
“Ini memang bukan suasana yang menyenangkan, pemerintah pusat juga pasti sangat sulit menentukan hal ini,” katanya.
Kepada para warga, Erick mengingatkan, agar lebih kreatif dalam mencari penghasilan. Jangan sampai pilih-pilih pekerjaan, namun malah tidak mendapatkan penghasilkan.
“Kalau mendaptkan tawaran pekerjaan, terima saja dulu, jangan sampai ditolak. Jangan lihat dulu gajinya. Nanti juga kalau gaji akan menyeseuaikan,” pungkasnya. (put)