Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Menindaklanjuti rapat koordinasi bersama Bidang Kemahasiswaan dan PIIB beberapa hari lalu, PIC Kewirausahaan Universitas Pasundan Dr. Ida Hindarsah, M.M. menggelar FGD penelitian penugasan “Model Manajemen Start-Up untuk Penguatan Program Kewirausahaan Mahasiswa”, Kamis 6/10/2022).
FGD digelar guna menyamakan persepsi sekaligus mengumpulkan data penelitian penugasan dari Inkubator Bisnis, BEM, dan HIPMI di lima perguruan tinggi.
Yaitu Unpas, Universitas Islam Bandung, Telkom University, Universitas Komputer Indonesia, dan Universitas Widyatama.
Penelitian ini bertujuan meningkatkan jumlah start-up di kampus dengan model manajemen yang sesuai, sehungga dapat mempercepat lahirnya start-up dan mengurangi kegagalan usaha.
“Kami fokus membahas kondisi eksisting start-up yang ada di kelima perguruan tinggi tersebut. Dari hasil diskusi, kendala yang dihadapi umumnya karena minimnya sosialisasi inkubator bisnis, follow up tenant, serta kurang terbangunnya ekosistem atau pola pembinaan dan mentoring,” jelasnya.
Ia menambahkan, inkubator bisnis juga belum bisa memanajemen waktu, tidak mengenal target pasar dengan baik, dan ketidaksabaran mahasiswa dalam mengikuti proses inkubasi.
“Tantangannya, kelembagaan di masing-masing perguruan tinggi punya nama, struktur, dan fungsi yang berbeda. Belum lagi jumlah tenant dan kurikulum yang variatif,” katanya.
Menurutnya, dibutuhkan komitmen pengurus inkubator bisnis agar terbangun ekosistem yang beragam. Pengurus juga perlu melibatkan pihak eksternal dan berkolaborasi dengan inkubator perguruan tinggi lainnya.
Terlebih, sejak ditetapkannya kebijakan MBKM, mahasiswa dituntut berperan sebagai tulang punggung kemandirian ekonomi bangsa, salah satunya melalui bentuk kegiatan pembelajaran (BKP) MBKM kewirausahaan.
“Faktanya, meningkatnya jumlah angkatan kerja dalam waktu yang lama, sementara kesempatan kerja terbatas mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran dari lulusan perguruan tinggi sebanyak 1 juta orang atau sekitar 15,7 persen,” sambungnya.
Tak hanya itu, tingkat kegagalan perusahaan rintisan bahkan mencapai 95 persen dan start-up 62,2 persen. “Maka penting untuk menemukan model manajemen start-up dalam kegiatan wirausaha mahasiswa, dengan begitu kegagalan usaha bisa diminimalkan,” tukasnya. (*/Nis)