Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Agama pada hakikatnya adalah realitas yang selalu melengkapi kehidupan manusia. Agama senantiasa muncul dalam berbagai dimensi dan sejarah kehidupannya.
Kata Agama secara etimologis berasal dari bahasa Sansakerta yang tersusun dari kata “a” yang berarti tidak dan “gam” yang berarti “pergi”.
Kata Agama acapkali diungkapkan dengan lafal yang bervariasi, seperti ugama dan igama. Tetapi, kedua istilah tersebut sudah jarang digunakan kecuali di beberapa daerah, seperti di Sumatera, terutama Sumatera Utara dan Malaysia.
Kata Agama dalam bahasa Arab biasa disebut dengan kata Ad-din. Dalam kamus Al-Munjid, kata din memiliki arti harafiah yang cukup banyak, seperti pahala, ketentuan,kekuasaan, peraturan, dan perhitungan.
Dalam kamus at-Ta’arifat istilah din, millah, dan mazhab memiliki nisbah dan arti tertentu. Din mempunyai nisbah dengan Allah seperti dinullah, artinya agama yang diturunkan Allah.
Klasifikasi Agama
Secara garis besar, agama dapat dikasifikasikan dalam dua bentuk: bentuk samawi (wahyu) dan agama ardli (budaya).
Dalam perkembangan sejarahnya, kedua agama itu mengalami distorsi-distorsi karena kurang penjagaan terhadapnya atau mengalami proses penyesuaian.
Prof. Ali Yusuf Anwar, Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan, menjelaskan secara teoritis, ada banyak teori tentang pemikiran agama.
Teori ini dipelopori oleh Edward Burnet Taylor (1832-1917). Ia menyatakan bahwa asal mula agama adalah kesadaran atas eksistensi roh atau jiwa.
Teori ini digagas oleh James G. Frazer (1854-1941). Teori ini menyatakan bahwa manusia, pada mulanya, hanya menggunakan ilmu gaib untuk memecahkan soal-soal hidupnya yang ada di luar batas kemampuan dan pengetahuan akalnya.
Tokoh pengagas teori ini adalah T.R Marett. Ia menyatakan bahwa pangkal dari segala kelakuan agama timbul karena perasaan rendah diri terhadap fenomena dan peristiwa yang dianggap sebagai hal yang biasa terjadi dalam kehidupan manusia.
Tokoh teori ini adalah Emile Durkheim. Ia menyatakan bahwa agama ada karena adanya getaran emosi yang timbul dari dalam jiwa manusia (Inner Power) karena ada pengaruh rasa kesatuan sebagai warga masyarakat.
Tokoh teori ini adalah Andrew Lang. Ia menyatakan bahwa kelakuan agama pada manusia karena adanya wahyu dari tuhan.
Beliau juga menjelaskan ada persamaan antara manusia dan binatang. Pertama, manusia dan binatang memiliki naluri makan dan minum. Manusia dan binatang berasal dari materi sehingga ia pun membutuhkan materi sebagai masalah primer untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Manusia bukan hanya tersusun dari jasmani, melainkan juga rohani. Dengan kata lain, manusia merupakan resultante dari dua komponen: jasmani dan rohani.
Jelaslah bahwa manusia membutuhkan bimbingan dan petunjuk yang benar.
Allah telah mensyariatkan kepadamu tentang urusan agama, sebagaimana telah diwajibkan kepada Nabi Nuh, dan apa yang Kami wajibkan kepada Ibrahim dan Musa, dan kepada Nabi Isa, yaitu hendaklah kamu tegakkan agama dengan benar dan janganlah kamu bercerai-berai padanya (Q.S As-Syura, 42:13) (Nis)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…