Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Terapi untuk penyandang disabilitas bisa dilakukan dengan media yang beragam, salah satunya seni.
Selain hiburan, seni membuat penyandang disabilitas lebih bebas mengekpresikan bakat dan kemampuannya. Seni juga dapat memengaruhi psikologis penyandang disabilitas, khususnya dalam memelihara kesejahteraan mental dan emosional.
Seni sebagai media terapi telah dibuktikan oleh alumni program studi Desain Komunikasi Visual (DKV), Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (FISS) Universitas Pasundan Firli Herdiana.
Alumni yang menjabat Wakil Direktur Art Therapy Center Widyatama sekaligus founder The Special ID ini aktif memberikan terapi pada anak berkebutuhan khusus, baik disabilitas fisik, sensorik, mental, maupun intelektual.
“The Special ID merupakan platform yang dibuat untuk menghubungkan kreator difabel dengan peminat karya yang unik dan bernilai (connect), berkolaborasi bersama ahli untuk meningkatkan kualitas diri (collaborate) dan menyajikan karya berupa produk yang siap dinikmati pembeli (commerce),” jelasnya, Kamis (20/10/2022).
Firli dan pengajar Art Therapy Center Widyatama lainnya yang mayoritas lulusan FISS Unpas mengasah skill siswa-siswinya dengan metode sensasi atau stimulasi sensori berbasis kreatif yang memadukan aspek-aspek seni, seperti audio, visual, dan kinetis.
“Saya sendiri mengajar desain grafis. Terapinya menekankan bagaimana anak-anak meluapkan imajinasinya melalui desain grafis,” katanya, Kamis (20/10/2022).
Desain dan portfolio yang dibuat oleh siswa-siswi Art Therapy Center Widyatama akan di-publish di website The Special ID (thespecial.id) dan bisa dibeli oleh perorangan atau brand.
“Klien kami di antaranya Starbucks, Rexona, Otsuka, McKinsey & Company, USAID, dan Indofood. Desain diaplikasikan di produk mereka, misalnya tumbler, kalender, dan lain-lain,” tambahnya.
Tak hanya kelas desain grafis, para penyandang disabilitas juga belajar musik, tari, seni kriya, dan lain-lain. 70 persen pengajarnya bahkan lulusan FISS Unpas, khususnya prodi DKV, Seni Musik, dan Sastra Inggris.
“Mereka belajar selama 3 tahun, jadi kurikulumnya disetarakan dengan D3. Kami ingin memberikan kesempatan agar mereka bisa hidup mandiri, produkti, dan mampu menghidupi diri sendiri melalui sektor ekonomi kreatif,” tandasnya. (*/Nis)
WWW.PASJABAR.COM -- Manajer Timnas Indonesia Sumardji mengungkap alasan tidak ada pemain senior dari Liga 1…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menyatakan banjir akibat hujan dengan…
WWW.PASJABAR.COM -- Shin Tae-yong memanggil 33 nama untuk menjalani pemusatan latihan di Bali, sebelum ambil…
CIMAHI, WWW.PASJABAR.COM -- Habib Luthfi Bin Yahya memberikan pesan menyejukan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)…
KOTA BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman menyampaikan penghormatan dan apresiasi…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Bio Farma, induk holding BUMN Farmasi Bio Farma Group, pada tanggal 25…