Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Keberadaan Khaliq dan Makhluq senantiasa bertaut dalam kehidupan manusia sehari-hari, seumur hidupnya.
Khaliiq berasal dari kata Khalaqa yang artinya “Ia telah menciptakan”. Bentuk subjek atau fa’ihnya disebut Khaliq yang artinya “pencipta” atau “yang menciptakan”.
Prof. Ali Anwar Yusuf, M.Si. Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan menjelaskan bahwa dalam Al-Quran, kata Khaliq mengandung arti “pengatur” atau “pemelihara”.
“Karena Allah bukan sekadar menciptakan alam semesta, melainkan juga mengatur dan memelihara.” Jelasnya.
Pengertian tersebut bisa mendorong kesadaran diri seseorang agar ia senantiasa mensyukuri nikmat dan rahmat Allah yang diberikan kepadanya.
“Syukur itu akan dibuktikan dalam bentuk pelaksanaan ibadah kepada-Nya.” Ujar Prof. Ali
Wujud Allah
Prof. Ali juga menjelaskan untuk membuktikan eksistensi (keberadaan) wujud Allah bukanlah persoalan sulit yang harus dicari dan dibuktikan dengan jalan berbelit-belit.
“Fitrah manusia sendiri telah mengetahui wujud-Nya walaupun secara teoritis belum mengetahui nama-Nya.” Jelasnya.
Teori kejadian menyebutkan bahwa manusia itu ada dan hidup.
Namun keberadaan dan kehidupan bukan atas kehendaknya. Juga, bukan manusia itu sendiri yang telah menjadikan dirinya. (Nis)