BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Losarang di Kabupaten Indramayu telah memproduksi masker kain dan sudah dipasarkan hingga ke China.
“Selama kurang lebih dua tahun produksi, masker kain yang dibuat oleh peserta didik kami telah dikirim ke China. Produksinya mencapai 20 ribu masker kain,” ujar Wakil Kepala Bidang Humas SMKN 1 Losarang Aan Sulistyawan, Sabtu (5/11/2022).
Aan menyebut bahwa SMKN 1 Losarang bermitra dengan PT Yalong, perusahaan China yang memiliki cabang di Jawa Barat.
Semasa pandemi Covid-19, dari tahun 2020 hingga 2021, SMKN 1 Losarang kebanjiran permintaan masker kain dari mitra industri.
Aan mengemukakan bahwa setelah penularan Covid-19 mereda, permintaan produk masker kain cenderung menurun karenanya sekolah berencana membuat produk berbahan kain yang lain.
“Usai pandemi, produksi masker akan dialihkan ke jenis produksi kain lainnya seperti pembuatan hijab. Kita tengah persiapkan untuk hal itu,” katanya.
Diketahui, SMKN 1 Losarang merupakan satu dari dua SMKN di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IX Jawa Barat yang berstatus sebagai badan layanan umum daerah atau BLUD.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan bahwa hasil dari kegiatan usaha kreatif sekolah menengah kejuruan yang berstatus sebagai BLUD dapat dikelola secara fleksibel untuk pengembangan sekolah.
Sekolah-sekolah yang berstatus sebagai BLUD, Dedi mengatakan, diharapkan bisa mengasah kemampuan siswa berwirausaha sekaligus menjadi penggerak kegiatan ekonomi.
“Ini juga menjadi pola peningkatan kemampuan siswa, yang menjadikan siswa ini menjadi wirausahawan-wirausahawan muda yang mandiri,” katanya.
Dia juga mengemukakan bahwa sekolah yang mengembangkan kegiatan usaha kreatif harus bisa menghadapi tantangan untuk menghasilkan produk inovatif, membuat strategi pemasaran tepat, membangun kepercayaan pengguna, dan membangun kemitraan dengan industri.
Sekolah menengah kejuruan yang berstatus sebagai BLUD, menurut dia, ditargetkan dapat mendidik siswa menjadi wirausahawan mandiri.
“Jadi tidak lagi lulusan SMK ini hanya kerja di pabrik, tapi bagaimana mereka ini membuka peluang-peluang kerja,” kata dia. (*/ran)