BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Tim Nasional Hari Kebaya Nasional bekerja sama dengan Komunitas Notaris Indonesia Berkebaya Jawa Barat menggelar Parade Kebaya Nusantara pada Minggu (13/11/2022) di Gedung Sate Jalan Diponegoro No. 22 Bandung.
Bertajuk Pesona Sejuta Kebaya untuk Unesco, kegiatan ini disponsori oleh Pengwil Jabar IPPAT, Kantor Staf Presiden, Yayasan Mestika Wanoja dan Batik Komar.
Di samping fashion show, diadakan pula talkshow yang dinarasumberi oleh
Pemerhati Kebaya dan Penasehat Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) Cabang Jawa Barat, Heti Sunaryo, Pengusaha Batik dan Dosen, Dr. H. Komarudin Kudiya, S.IP, M.Ds dan Psikolog, Intan Erlita, MPsi.
Penyelenggara kegiatan sekaligus anggota KNIB dan Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) Jawa Barat, yang ditunjuk oleh Tim Nasional, Osye Anggandari, S.H mengatakan bahwa kegiatan ini adalah bentuk komitmen IPPAT dalam rangka sosialisasi Pengajuan Hari Kebaya Nasional kepada Presiden Republik Indonesia, Kebaya Sebagai Warisan Tak Benda Nasional, dan Kebaya Sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO.
“Kami mengumpulkan 12 Komunitas yang tergabung dalam Tim Panitia Kebaya Nasional Menuju UNESCO, di mana komunitas tersebut merupakan lintas profesi yang telah memberikan pernyataan secara simbolis,” ungkapnya.
Adapun 12 komunitas yang terlibat dalam kegiatan ini yakni Komunitas Notaris Indonesia Berkebaya, Perempuan Indonesia Maju, Cinta Budaya, CBN Mustika Rasa, Sekar Ayu Jiwanta, Kebaya Foundation, Peristiwa Indonesia, CIRI Indonesia, Pencinta Sanggul Nusantara, Yayasan Busana Nasional Nusantara dan Himpunan Ratna Busana Nusantara.
Osye menegaskan bahwa pihaknya benar-benar ingin menunjukan bahwa Jawa Barat mendukung penuh kebaya menuju UNESCO.
“Kami juga mengadakan talkshow untuk sama-sama menimba ilmu terkait budaya khususnya kebaya dalam satu ruangan di gedung paling bersejarah di Jawa Barat, yakni Gedung Sate… Tentu agar semakin mengenal kebaya,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPRD
Dr. Hj. Ineu Purwadewi Sundari, S.Sos., MM menyampaikan apresiasinya dengan gelaran kegiatan ini yang merupakan bentuk kecintaan terhadap budaya dan komitmen untuk menjaga kekayaan bangsa.
“Saya mengapresiasi acara hari ini yang dilaksanakan oleh pengurus wilayah IPPAT beserta seluruh komunitas kebaya yang ada di Jawa Barat, karena menurut saya hal ini bukan hanya untuk mendapatkan status oleh UNESCO tapi bagaimana kita menghargai warisan budaya kebaya ini sebagai warisan leluhur yang merupakan jati dirinya bangsa,” tandasnya.
Ia melanjutkan bahwa parade kebudayaan yang digelar dangat apik, di mana diskusi menjadi salah satu bagian dari kegiatan ini.
“Semoga kegiatan ini juga mendorong generasi muda untuk percaya diri dan senang menggunakan kebaya, terlebih saat ini banyak corak kebaya, kekinian dan lebih modern sehingga lebih menarik untuk anak-anak muda,” ujarnya.
“Mudah-mudahan kecintaan terhadap budaya dapat terbangun dengan baik, karena siapa lagi yang akan menjaga kalau bukan kita,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Cinta Budaya Nusantara Melok Besari berharap ke depan akan ada Hari Berkebaya Nasional di Indonesia.
“Dengan adanya hari berkebaya nasional, semakin mengukuhkan pentingnya kebaya dan perempuan di Indonesia lebih sering menggunakan kebaya, karena kita bangga dengan kebaya,” ujarnya.
Adapun 10 penampil kebaya terbaik dalam kegiatan ini mendapatkan hadiah dan 3 Piala Pemenang Favourite dari Kantor Staf Presiden Rl. (tiwi)