CIANJUR, WWW.PASJABAR.COM — Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Falah, Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Jawa Barat, pada Senin (5/12/2022). Pondok pesantren tersebut merupakan salah satu lembaga pendidikan di Kabupaten Cianjur yang terkena dampak gempa beberapa waktu yang lalu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kepala BNPB Suharyanto, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, dan Bupati Cianjur Herman Suherman turut mendampingi Presiden dalam peninjauan ini.
Tiba sekitar pukul 09.55 WIB, Presiden Jokowi didampingi Ketua Yayasan Ponpes Darul Falah K.H. M. Choirul Anam langsung meninjau sejumlah ruangan yang terdampak gempa, mulai dari masjid, asrama santri, dapur, hingga rumah kiai. Selain itu, Presiden juga menyapa dan membagikan bantuan kepada para santri serta pengungsi yang ada di sekitar pondok pesantren.
Masjid Pertama di Desa Jambudipa Akan Segera Diperbaiki
Ketua Yayasan Ponpes Darul Falah K.H. M. Choirul Anam dalam keterangan terpisah berharap sejumlah kerusakan pada bangunan ponpes akibat gempa beberapa waktu lalu dapat segera diperbaiki. Salah satunya adalah Masjid Jami’ Uswatun Hasanah, yang merupakan masjid pertama di Desa Jambudipa dan satu-satunya masjid yang digunakan warga sekitar untuk melaksanakan salat Jumat.
“Di samping perbaikan rumah kiai juga masjid karena ini satu-satunya masjid jami yang dipergunakan untuk salat jumat di dua RW ini,” ujar K.H. M. Choirul Anam dalam keterangan yang diterima Pas Jabar, Senin (5/12/2022).
Kiai Choirul Anam pun berharap kunjungan Presiden Jokowi ke ponpes tersebut dapat memberikan manfaat nyata dan keberkahan bagi pondok pesantren dan masyarakat yang ada di lingkungan Ponpes Darul Falah. Selain itu, Kyai Choirul Anam juga meminta adanya trauma healing bagi para pengungsi, baik anak-anak maupun orang dewasa.
“Mudah-mudahan recovery pasca gempa ini cepat selesai dan yang tidak kalah pentingnya adalah trauma healing, bukan hanya untuk anak-anak saja tetapi untuk orang-orang dewasa juga penting karena gempa susulan masih terus terjadi dan masyarakat sangat takut berada di rumah bahkan kami pun di masjid juga tidak berani terlalu lama. Mudah-mudahan ini cepat selesai,” ungkapnya.
Presiden Jokowi Tinjau SMPN 1 Warungkondang
Di luar agenda yang telah ditentukan, Presiden Joko Widodo meninjau SMP Negeri 1 Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Lokasi lembaga pendidikan tingkat menengah tersebut berada tidak jauh dari Pondok Pesantren Darul Falah, yang sebelumnya juga dikunjungi oleh Kepala Negara.
Usai meninjau Ponpes Darul Falah, Presiden dan rombongan diagendakan langsung menuju Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, untuk meninjau Rumah Khusus Tahan Gempa Teknologi RISHA bagi masyarakat terdampak bencana. Namun di tengah perjalanan, Presiden berbelok menuju SMP Negeri 1 Warungkondang dan meninjau dampak gempa yang menimpa sekolah tersebut.
Dalam keterangannya usai meninjau RISHA, Presiden Jokowi menegaskan bahwa proses rehabilitasi sekolah tersebut akan segera dimulai dalam waktu dekat. Tidak hanya SMPN 1 Warungkondang, lembaga pendidikan lain yang terdampak gempa juga akan segera direhabilitasi.
“Saya tadi ke sekolah, sudah dimulai juga di SMP 1 di Warungkondang tadi dimulai, nanti yang lain juga sama karena tidak hanya 1-2, ini banyak tapi segera dimulai,” ujar Presiden.
Selain itu, Presiden mengatakan bahwa proses rehabilitasi bagi fasilitas sosial lainnya juga akan segera dilakukan. Menurut Presiden, reruntuhan dan puing akibat gempa sudah dibersihkan sehingga mempercepat proses rehabilitasi dimulai.
“Untuk masjid misalnya tadi di Warungkondang juga ini sudah dimulai juga karena sudah dibersihkan oleh majelisnya sehingga segera bisa kita bangun,” ucap Presiden.
Presiden Tinjau Progres Pembangunan Rumah Tahan Gempa di Cianjur
Presiden Joko Widodo meninjau langsung progres pembangunan rumah tahan gempa di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur. Jokowi mengatakan bahwa di salah satu lokasi yang jadi tempat relokasi bagi warga terdampak gempa Cianjur tersebut akan dibangun 200 rumah tahan gempa bagi warga terdampak gempa Cianjur.
“Ya ini adalah lokasi untuk relokasi yang pertama. Di sini segera dibangun kurang lebih 200 rumah, contohnya sudah ada yang rumah antigempa,” ujar Presiden dalam keterangannya kepada awak media selepas peninjauan.
Selain di lokasi tersebut, lanjut Presiden, pemerintah juga menyiapkan pembangunan 1.600 rumah serupa di lokasi lainnya. Relokasi sendiri diprioritaskan bagi warga yang rumahnya berada di pusat gempa, terutama di Kecamatan Cugenang.
“Lokasi-lokasi (rumah) yang berada di senternya gempa, utamanya di Cugenang, itu akan dipindahkan ke sini dan ke lokasi yang kedua tadi,” lanjutnya.
Sementara itu, untuk rumah warga yang tidak direlokasi akan diberikan bantuan yang besarannya menyesuaikan tingkat kerusakan, masing-masing Rp50 juta untuk rumah yang rusak berat, Rp25 juta untuk rumah yang rusak sedang, dan Rp10 juta untuk rumah yang rusak ringan. Untuk rumah rusak berat, Presiden menyebut bahwa ada yang direlokasi, ada yang dibangun kembali di tempat.
“Yang rusak berat itu ada yang direlokasi ada yang tidak. Kalau tempatnya berbahaya, berada di garis patahan, garis sesarnya, itu yang dipindah. Kalau yang tidak dibangun di tempat yang sama,” imbuhnya.
Rumah Akan Dibangun dengan Teknologi RISHA
Sementara itu, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Iwan Suprijanto, menjelaskan bahwa rumah yang akan dibangun di lahan seluas 2,5 hektare tersebut dibangun dengan teknologi rumah tahan gempa atau Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA). Masing-masing rumah bertipe 36 dan dibangun di atas lahan 75 meter persegi.
“Kami telah memulai pembangunan ini 10 hari setelah bencana itu terjadi. Setelah lahan ini dinyatakan clear and clean berdasarkan justifikasi teknis Badan Geologi, kemudian BMKG, kemudian secara tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang peruntukannya untuk kawasan perumahan, dan justifikasi dari Kementerian PUPR kemungkinan untuk membangun di lokasi ini,” ujarnya.
Di lokasi yang merupakan relokasi tahap satu tersebut, dari 200 unit pertama yang akan dibangun, Iwan menargetkan 80 unit pertama akan selesai pada akhir Desember 2022. Kemudian sisanya sejumlah 120 unit ditargetkan selesai paling lambat minggu ketiga bulan Januari 2023 sehingga pada akhir Januari 2023 seluruh rumah sudah bisa ditempati.
“Syukur alhamdulillah, selain lahannya juga relatif mudah, datar, kemudian juga jaringan air minum juga tersedia, tinggal di-tap sambungan rumah tangga, jaringan listrik juga tersedia, sudah kami koordinasikan untuk ditarik ke lokasi ini sehingga lokasi ini di akhir Januari juga benar-benar sudah lokasi yang siap huni,” tandasnya.
Presiden Jokowi Pastikan Pembangunan Rumah Warga Relokasi Gempa Cianjur Dimulai
Presiden Joko Widodo meninjau dan menyapa para penduduk yang mengungsi di Posko Bantuan Paspampres Peduli Cianjur, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Presiden memastikan bahwa para pengungsi dalam keadaan baik.
“Ya pengungsi tadi semuanya kita lihat sehat. Tetapi yang paling banyak memang ingin agar segera pembangunan rumahnya dimulai,” ujar Presiden dalam keterangannya kepada awak media selepas peninjauan.
Kepala Negara menyampaikan bahwa kedatangannya di Cianjur juga untuk memastikan bahwa pembangunan rumah bagi warga terdampak yang direlokasi dapat dimulai pada hari ini. “Saya ke sini untuk memastikan bahwa pertama, yang relokasi hari ini dimulai pembangunannya,” imbuhnya.
Kawasan Relokasi Dipastikan Lebih Aman
Presiden juga memastikan bahwa pemilihan kawasan relokasi bagi warga tersebut sudah melalui kajian dari instansi yang berwenang di bidangnya. Dengan demikian lokasi tersebut dipastikan lebih aman bagi warga.
“Itu sudah lewat kajian dari BMKG dan dari instansi yang terkait, Badan Meteorologi sudah semuanya,” katanya.
Sementara itu, untuk bantuan bagi rumah warga terdampak yang bukan relokasi akan diberikan mulai Kamis (8/12/2022) mendatang setelah selesai proses verifikasi. Bantuan yang diberikan adalah Rp50 juta untuk rumah yang rusak berat, Rp25 juta untuk rumah yang rusak sedang, dan Rp10 juta untuk rumah yang rusak ringan.
“Nanti hari Kamis ini baru persiapan termasuk verifikasi semuanya selesai. Nanti hari Kamis untuk bantuan yang bukan relokasi, yang bantuan Rp50 juta, Rp25 juta, dan Rp10 juta juga akan diberikan hari Kamis,” ungkapnya.
Dengan diberikannya bantuan bagi rumah yang rusak tersebut, Presiden berharap masyarakat bisa mulai beraktivitas membangun rumahnya. “Kita harapkan juga ada kegiatan masyarakat, ada kegiatan ekonomi, ada pergerakan ekonomi. Itu yang kita harapkan,” jelasnya.
Presiden juga memastikan bahwa pemerintah sudah menyiapkan sistem penyaluran bantuan tersebut, baik secara langsung maupun lewat tabungan. “Ini sistemnya sudah disiapkan dan saya datang ke sini untuk mengecek kesiapan itu,” lanjutnya.
Menurut Presiden, setidaknya ada 56 ribu rumah warga yang terdampak gempa. Kepala Negara pun berharap pembangunan rumah-rumah warga yang rusak dapat segera dimulai dan segera selesai.
“Ini kan jumlahnya tidak sedikit, loh, totalnya 56 ribu, bukan jumlah yang sedikit. Kita ingin secepat-cepatnya, tapi tidak dibatasi oleh waktu, dan secepat-cepatnya dimulai. Secepat-cepatnya selesai karena masyarakat sudah kehujanan, kedinginan di tenda-tenda,” tandasnya. (*/ran)