BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Setiap orang selalu memiliki resolusi saat memasuki tahun baru. Banyak impian yang ingin digapai tentunya. Resolusi tahun baru disusun dengan memasukkan beragam keinginan yang diharapkan bisa terwujud selama setahun berjalan.
Namun, tidak sedikit yang gagal menjalankan resolusi bahkan saat masih berada di awal tahun. Psikolog dari UGM, Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D., Psikolog., membagikan tips menyusun resolusi dengan bijak dan anti gagal tentunya.
Dilansir dari laman ugm.ac.id pada Kamis (5/1/2023), Edilburga menyampaikan sebelum menyusun resolusi baru, alangkah baiknya melakukan evaluasi atas apa yang telah dilalui selama setahun kebelakang.
Ia mencontohkan salah satu resolusi yang ditetapkan tahun sebelumnya adalah menjalani hidup yang lebih sehat dengan rutin berolahraga. Namun, pada prakteknya baru memasuki bulan Februari olahraga sudah tidak dilanjutkan lagi.
“Nah ini dievaluasi, kenapa tidak bisa dilakukan dengan baik? Oh ternyata karena sulit membagi waktu atau hilang semangatnya, atau juga karena tidak ada motivasi internal karena hanya ikut tren saja. Hal ini harus dilihat supaya untuk menyusun resolusi tahun depan tidak mengulangi kesalahan yang sama,” paparnya.
Dosen Fakultas Psikolog UGM ini pun membagikan kiat dalam menyusun resolusi tahun baru secara bijak dengan SMART goals. Metode SMART merupakan singkatan dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time Bound.
Ia menyebutkan Spesifik artinya resolusi yang dibuat harus benar-benar jelas dan detail. Misalnya, resolusi tahun depan adalah menjalankan gaya hidup sehat. Resolusi tersebut perlu dibuat secara spesifik seperti menambah 1 porsi buah dalam setiap kali makan.
Measurable yakni menyusun resolusi secara terukur. Resolusi yang dibuat secara terukur akan membantu kita dalam mengukur target yang akan dicapai.
“Contohnya, menambahkan 1 porsi buah dalam setiap kali makan. Ukurannya kan 1 porsi buah, jadi kalau tidak makan 1 porsi buah di setiap kali makan berarti ini belum tercapai resolusinya,”terangnya.
Lalu, Achievable adalah bisa dicapai. Resolusi yang disusun juga harus realistis atau yang bisa diraih dengan begitu tujuan dari resolusi dapat lebih terarah.
Berikutnya, Relevant yaitu resolusi yang dibuat pun harus relevan dengan kondisi pribadi masing-masing. Apakah resolusi tersebut benar-benar penting dan dibuat dengan alasan yang kuat dan benar.
Ia menekankan bahwa relevan ini sebenarnya menjadi kunci keberhasilan pencapaian resolusi. Terkadang tidak sedikit orang membuat resolusi bukan hal yang benar-benar diinginkan. Misal ingin hidup sehat, nah kenapa mau sehat?
Kalau setelah medical check up lalu hasilnya kolesterol tinggi, menjalani gaya hidup lebih sehat menjadi jelas tujuannya karena memang ada kebutuhan untuk itu.
“Namun, bagi kebanyakan orang tidak ada keinginan yang sangat besar, jadi ikut tren aja resolusi tahun baru berputar di kesehatan. Kenapanya ini sering tidak dipikirkan benar-benar, kalau kenapanya ini belum ketemu maka motivasi menjalani resolusi gampang turun dan tidak tercapai,” jelasnya.
Time Bound adalah batas waktu. Resolusi juga harus disusun berdasarkan waktu dalam pencapaiannya.
“Jadi ada waktunya, perlu evaluasi, tahu-tahu satu tahun sudah jalan aja. Misal 2 bulan sekali dievaluasi,” pungkasnya. (*/ran)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyambut dengan antusias kehadiran beberapa legenda sepak…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Laga istimewa akan tersaji di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dalam…
JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM -- bank bjb kini memberikan penawaran peluang investasi menarik, berupa Surat Berharga Perpetual…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) memastikan bahwa aksi terorisme…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Penyerang Persib Ciro Alves tengah dalam motivasi tinggi. Ia sangat berhasrat tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Universitas Pasundan (Unpas) menjadi tuan rumah acara Collabonation Talent Hunt yang digelar…