JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM – Pembakaran salinan Al Quran terjadi di depan kantor Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam kejadian tersebut.
“Mengecam keras dan sangat menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh kelompok ekstrem kanan yang dipimpin oleh Rasmus Paludan. Ini sudah dilakukan beberapa kali oleh Paludan dan kelompoknya,” kata Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim dalam keterangannya yang dikutip Selasa (24/12/2023).
Dilansir dari ANTARA, ia mengatakan tindakan ini beberapa waktu yang lalu menuai konflik di beberapa tempat di Swedia. Hal itu bukan saja tindakan yang sangat memalukan, kata Sudarnoto, tetapi juga tindakan yang tidak beradab.
“Paludan dan kelompok ekstrem ini adalah kelompok ‘uncivilized’, tak beradab dan menjadi musuh bagi semua orang yang berpikiran sehat. Paludan dan kelompoknya dengan sengaja terus menebar xenofobia, rasialisme, dan Islamofobia,” ujarnya.
“Akan tetapi saya heran, meskipun sudah dilakukan beberapa kali, pemerintah Swedia belum menindak tegas Paludan. Ini sama saja pemerintah (Swedia) melakukan pembiaran terhadap Islamofobia dan bertentangan dengan keputusan PBB untuk melawan Islamofobia,” imbuhnya.
“Di samping itu, hemat saya Kemenlu seharusnya melakukan diplomatic appeal kepada Dubes Swedia di Jakarta. Berikan peringatan kepada Dubes Swedia agar pelaku ditindak dan pemerintah Swedia harus beriktikad baik untuk melawan Islamofobia. Jangan sampai, hubungan persahabatan Swedia-Indonesia ini terganggu karena kasus ini dibiarkan,” sambungnya.
Sementara itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyebutkan aksi pembakaran Al Quran oleh seorang ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark di Stockholm, Swedia, menjadi ancaman dalam toleransi beragama.
Ketua Bidang Pendidikan dan Pengkaderan MUI Kabupaten Bogor, Aep Saepudin Muhtar di Cibinong, Bogor, mendesak Pemerintah Swedia menindak tegas pelaku pembakaran salinan Al Quran tersebut.
“Ini akan mengancam stabilitas dan toleransi beragama di dunia, jangan sampai Pemerintah Swedia diam atas tindakan pembakaran salinan Al Quran,” kata pria yang akrab disapa Gus Udin itu.
Menurutnya, aksi pembakaran itu bisa menjadi pemantik perilaku-perilaku serupa jika tidak ada tindakan apapun oleh pihak berwenang.
“Jangan dibiarkan, ini ancaman. Jangan sampai pembiaran ini menjadi celah adanya pimpinan partai yang tidak menghargai kepercayaan dan agama orang lain,” kata mantan pengurus Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI-NU) Malaysia itu. (ran)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Banjir kembali melanda Dayeuhkolot dan Bojongsoang meski sudah dibangun berbagai infrastruktur…