BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Cabang Bandung menggelar kegiatan Perdoski Goes To Campus dengan tema “Act now end leprosy” di Aula Mandala Saba Dr. Djundjunan Lantai 5 Gedung Universitas Pasundan, Jl. Sumatra No. 41 pada Selasa (21/2/2023).
Kegiatan ini digelar Perdoski Cabang Bandung dalam rangka Hari Kusta Sedunia dan melibatkan mahasiswa dari lima kampus fakultas kedokteran di Bandung. Di antaranya Universitas Pasundan (Unpas), Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Kristen Maranatha.
Dekan Fakultas Kedokteran, Prof. dr. Dedi Rachmadi, dr., Sp.A(K)., M.Kes mengatakan bahwa penyakit kusta disebut penyakit kutukan. Penyakit ini bisa menular tapi susah untuk ditularkan. Jadi menurutnya tidak perlu menjauhi orang yang terkena penyakit kusta.
“Tidak usah tabu lagi. Tidak usah dijauhi lagi yang punya penyakit kusta ini, karena penyakit menular tapi susah sekali menularnya. Jadi stigma itu yang harus dihilangkan di masyarakat,” katanya.
Ketua Perdoski Cabang Bandung, dr. Yanto Widiantoro, SpKK, FINSDV, FAADV menuturkan dengan digelarnya kegiatan tersebut diharapnya bisa mensupport terjadinya perubahan dan pola pikir masyarakat terhadap penyakit kusta.
“Paling tidak pemahaman tentang penyakit kusta itu bisa dimiliki dan disebarkan kepada masyarakat supaya masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan apapun dalam bentuk pencegahan maupun pengobatan sampai tuntas,” kata dr. Yanto.
Dalam kegiatan Perdoski Goes To Campus, menghadirkan dua pembicara yaitu dr. Hendra Gunawan, SpKK(K), Ph.D, FINSDV, FAADV yang memaparkan materi “Kusta dapat Dicegah dan Disembuhkan” dan dr. Meily Anggraeni Meliala, SpKK membahas tentang “Stop Stigma Sosial pada Kusta”.
Menurut dr. Hendra penyakit kusta bisa dicegah apabila segera memeriksakan diri. Terutama memeriksakan pada salah satu anggota keluarga yang mengidap penyakit kusta. Selain itu, ia juga menyebutkan gejala-gejala penyakit kusta.
“Gejala kusta itu, kalau kita menemukan bercak kemerahan, bercak berwarna putih atau coklat, tetapi dia mati rasa. Tidak bisa disembuhkan dengan obat-obat biasa. Kemudian, apabila dilakukan pemeriksaan ditemukan ada penebalan dari saraf tepi,” jelasnya.
Untuk pengobatannya, dr, Hendra mengatakan bisa dengan memberikan antibiotik.
Sementara itu, dr. Meily menuturkan apabila terkena penyakit kusta harus didiagnosa terlebih dahulu jenisnya.
“Ada kusta yang kering dan basah. Nanti itu dapat pengobatan, pengobatannya gratis. Pengobatannya itu dengan terapi. Tergantung tipenya, bisa sampai satu tahun,” katanya. (ran)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…