PASJABAR

Tanggulangi Wabah Difteri, Dinkes Jabar Lakukan Imunisasi

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) melakukan Outbreak Response Immunization guna menanggulangi wabah difteri yang baru-baru ini terjadi di Kabupaten Garut.

Menurut Kepala Bidang Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Jabar Rochady, Outbreak Response Immunization (ORI) tersebut baru digelar di Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut yang sudah positif terjadi wabah difteri.

“Jadi baru kita lakukan di Kabupaten Garut, khususnya di Kecamatan Pangatikan yang sudah positif. Sementara enam daerah lainnya masih dilakukan pemeriksaan sampling di laboratorium,” kata Rochady di Kota Bandung, Selasa (28/2/2023).

Dia menuturkan, sasaran ORI di Kecamatan Pangatikan lebih dari 11.000. Mulai dari golongan usia 0 hingga 11 bulan, bayi di bawah dua tahun, anak usia sekolah kelas 1, kelas 2, dan kelas 5.

“Namun kita kemarin menghadapi kendala cuaca hujan besar. Jadi target 1.800 di kecamatan itu baru 800 sasaran yang diimunisasi. Maka dalam seminggu ini kita akan kejar ORI di Kecamatan Pangatikan” ujarnya.

Upaya imunisasi tersebut menurut Rochady, selain untuk meningkatkan kekebalan tubuh, juga pada kasus tertentu untuk mengisolasi penyebaran penyakit agar tidak meluas ke tempat lain.

“Selain itu penerapan protokol kesehatan tetap harus dilakukan karena cara penyebaran difteri ini mirip dengan Covid-19 melalui droplet, pemakaian alat makan dan alat-alat lain secara bersamaan,” terangnya.

Sejauh ini menurut Rochady, Jabar tidak menetapkan kasus difteri sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). KLB baru dinyatakan di Kabupatem Garut saja.

Sebagian Warga Tak Sadar Terkena Difteri

Ketua Tim Surveilans Dinkes Jabar Dewi Ambarwati mengatakan, sebagian warga sekitar tidak menyadari penyakit difteri sehingga lalai dalam penanganan pertama.

“Gejala-gejalanya demam dan sakit menelan. Kemudian kalau dilihat di pangkal tenggorokannya ada selaput putih. Nah itu harus segera ditangani karena kalau terlambat, racun dari difteri itu bisa sampai ke jantung, dan itulah yang menyebabkan kematian,” paparnya.

Untuk enam daerah lain yang terdapat suspek difteri, Dewi menjelaskan, Dinkes Jabar juga melakukan penanganan dengan memberikan Anti Difteri Serum (ADS), pelacakan kontak erat, dan pengambilan sampel dari suspek.

Enam daerah itu adalah Cianjur, Tasikmalaya, Indramayu, Karawang, Bandung Barat, Kota Bogor, dan Sukabumi.

“Sudah kita lakukan treatment di enam daerah tersebut, tinggal menunggu hasil laboratoriumnya,” tuturnya (*/ran)

Nurrani Rusmana

Recent Posts

Cari Ketenangan? Ini 5 Kafe Hidden Gem di Bandung yang Wajib Dikunjungi!

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Weekend ini sudah tahu mau me time kemana? Mungkin ada sebagian warga…

1 menit ago

500 Ribu Massa ARI-BP Siap Gelar Aksi Solidaritas Palestina di Depan Kedubes AS

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) akan menggelar aksi besar-besaran untuk mendukung…

1 jam ago

Harga Pangan Melambung: Cabai dan Beras Cetak Kenaikan Tertinggi

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat bahwa sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan harga…

2 jam ago

Sikomandan Program Kab Purwakarta Dukung Kuliner Sate Maranggi

KAB PURWAKARTA, WWW.PASJABAR.COM -- Untuk mendukung ke khasan kulier Kabupaten Purwakarta Sate Maranggi itu, Pemerintah Kabupaten…

2 jam ago

Gubernur Jabar Ajak AMSI Tangkal Hoaks dan Tingkatkan Literasi Digital

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, mengajak Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI)…

3 jam ago

Konten Palestina di Media Sosial Diduga Disensor, Para Ahli Soroti Algoritma

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Platform media sosial dan digital telah menjadi alat penting bagi warga Palestina…

4 jam ago