BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Universitas Pasundan (Unpas) terus menggenjot penerbitan jurnal internasional bereputasi. Semakin banyak jumlah publikasi internasional, maka angka kredit dalam indikator penilaian pemeringkatan dan akreditasi perguruan tinggi pun meningkat.
Salah satu upayanya adalah melalui kegiatan pencerahan guna menunjang internasionalisasi kampus yang digelar pada Selasa (7/3/2023) kemarin.
Dilansir dari unpas.ac.id, pada kegiatan ini, Unpas menghadirkan Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, M.Si., Rektor Universitas Islam Nusantara (Uninus) yang juga Reviewer di beberapa jurnal internasional untuk kawasan Eropa dan Amerika.
“Dosen perlu memahami kiat-kiat menembus jurnal internasional. Sehingga tidak mengalami kesulitan saat akan mengunggah jurnal,” kata Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU.
Terkait kendala bahasa, Unpas siap membentuk tim translator untuk membantu menerjemahkan naskah jurnal ke bahasa Inggris. Begitu juga dengan pembiayaan dan fasilitasi reviewer.
“Kuantitas dan kualitas publikasi jurnal internasional sangat penting, tidak hanya untuk kenaikan jabatan fungsional, tapi juga pemeringkatan perguruan tinggi,” paparnya.
Menurut Prof. Obsatar, untuk menuju internasionalisasi kampus, terdapat beberapa langkah dasar yang dibutuhkan.
Reputasi perguruan tinggi dengan jurnal ilmiah terpublikasi bukan lagi di angka puluhan, melainkan ratusan. Perguruan tinggi juga mesti masuk networking jurnal internasional.
“Harus ada guaranty bahwa artikel akan mendapat Letter of Acceptance sebagai modal untuk dimuat. Dengan catatan, LoA dikeluarkan dalam waktu singkat, paling lama 10 hari,” jelasnya.
Ia menambahkan, Rektor punya otoritas untuk memaksa dosen memperbanyak tulisan sebagai bank naskah. Hal itu bisa dikaitkan dengan kewajiban penelitian termuat dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Tidak ada salahnya perguruan tinggi mengubah kebijakan akademik. Misalnya, tugas akhir mahasiswa tidak melulu skripsi, melibatkan mahasiswa dalam penelitian hulu ke hilir, PKM dan riset berbasis publikasi, dan otonomi akademik seperti SK Rektor untuk tugas akhir,” terangnya.
Mahasiswa, kata dia, traumatik menyusun skripsi yang memakan waktu lama, bertele-tele, dan cenderung mengulang yang sudah ada, sehingga berpotensi plagiat.
“Tawarkan opsi lainnya, entah jurnal internasional, penelitian, dan penulisan kolaborasi, supaya kewajiban publikasi jurnal internasional tidak hanya menjadi kewajiban dosen. Di sisi lain, mahasiswa juga mendapat pengalaman baru yang priceless,” tandas Prof. Obsatar. (*/ran)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…