BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Hasil reses pada masa sidang ke II tahun 2023, warga Kota Bandung masih mengeluhkan tingginya harga sembako di pasaran.
“Salah satu yang dikeluhkan warga Kota Bandung saat kami menggelar reses adalah tingginya harga sembako,” ujar Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan, Senin (13/3/2023).
Meski demikian, Tedy mengatakan warga cukup terbantu dan mengapresiasi apa yang dilakukan Pemkot Bandung melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin), yang menggelar pasar murah dan operasi pasar.
“Warga senang dengan digelarnya pasar murah di setiap kecamatan. Karena itu dapat membantu mereka mendapatkan bahan pangan lebih murah,” terang Tedy.
Namun, Tedy mengatakan, masih ada keluhan dari warga yang menginginkan gelaran pasar murah dilakukan disetiap kantor kelurahan.
“Karena ada warga yang kejauhan untuk datang ke kantor kecamatan. Sehingga mereka berharap operasi pasar dilakukan di setiap kelurahan, ” jelasnya.
Tedy berharap, ini bisa terlaksana, lantaran operasi pasar yang selama ini dilaksanakan Disdagin Kota Bandung, tidak menggunakan dana APBD.
“Jadi semua memang mengandalkan kolaborasi. Sehingga semua bisa digelar tanpa mengeluarkan dana APBD, ” terangnga.
Untuk itu, Tedy menyebut hal itu sangat penting untuk meningkatkan kolaborasi dan komunikasi dengan semua pihak. Agar kegiatan serupa bisa digelar di tempat yang lebih banyak dan variasi komoditi yang lebih banyak pula.
Di sisi lain, Tedy mengatakan, jika memang pihak Pemkot Bandung akan mengajukan permohonan anggaran untuk membantu gelaran Operasi Pasar, pihaknya pasti akan memberi dukungan anggran.
“Ya nanti kalau ada ajuan anggaran, bisa kita berikan di APBD perubahan, ” terangnya.
Menurut Tedy banyak warga kabupaten/kota sekitar yang iri dengan apa yang didapatkan warga Kota Bandung dari pemerintah. Pasalnya, di kabupaten/Kota lain tidak ada pasar murah dan operasi pasar.
Minyak Goreng Menjadi Primadona
Sementara itu, Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa mengatakan, selama menggelar operasi pasar dan pasar murah, beras dan minyak goreng menjadi primadona.
“Terutama untuk beras, biasanya habis dalam waktu kurang dari satu jam, ” terangnya.
Padahal, untuk satu kali operasi pasar di kecamatan, Bulog Kota Bandung menyediakan beras kurang lebih sekitar 20 tonton untuk 2.000 orang.
Selain itu beberapa komoditi lain yang juga nampak dijual diantaranya sayuran telur dan bawang bayangan. “Tapi memang yang selalu ada adalah minyak goreng dan beras, ” tambahnya.
Menurut Meiwan, menjelang Ramadan pihaknya menggelar pasar nurah di 15 kecamatan dalam kurun waktu 13-17 Maret. “Jadi dalam satu hari digelar di tiga kecamatan, ” jelasnya.
Sedangkan untuk menjelang Lebaran digelar juga pada 3-7 April di 3 kecamatan. Dalam sehari digelar di 3 kecamatan. Dengan digelarnya operasi pasar ini Meiwan berharap bisa meringankan warga di Kota Bandung. (put)