PASJABAR

*)CAHAYA PASUNDAN

Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan)

Guru/dosen hendaklah mengajar dan mendidik peserta didik dengan tujuan untuk mendapatkan ridha Allah Swt, menyebarkan ilmu, menghidupkan syariat Islam, melanggengkan munculnya kebenaran dan terpendamnya kebatilan, mengharap lestarinya kebaikan bagi umat dengan memperbanyak ulama, dan meraih pahala. Ia akan memperoleh pahala dari ilmu yang dipraktikkan oleh murid-muridnya.

Selain itu, ia juga berharap keberkahan dari doa dan kasih sayang mereka, serta disertakan ke dalam kelompok para pembawa ilmu dari Rasulullah Saw dan termasuk golongan para penyampai wahyu Allah Swt dan hukum-hukum-Nya kepada seluruh makhluk-Nya. Mengajarkan ilmu merupakan salah satu urusan terpenting dalam agama dan merupakan kedudukan tertinggi bagi orang mukmin.

Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya Allah, malaikat, penghuni langit dan bumi, bahkan semut di sarangnya bershalawat untuk para pengajar kebaikan kepada umat manusia. Sungguh ini merupakan ganjaran yang besar dan memperolehnya merupakan keuntungan yang tak terhingga. Ya Allah, jangan Engkau halangi kami dari ilmu dengan penghalang apapun dan jangan Engkau cegah kami darinya dengan segala pencegah. Kami berlindung kepada-Mu dari pelbagai pemutus dan pengeruh ilmu, serta dari penyebab terhalang dan terhindarkannya ilmu dari kami.”

Berikut ini adalah beberapa akhlak guru/dosen terhadap murid/ mahasiswa:

1. Sabar terhadap murid yang tidak berniat lurus dalam menuntut ilmu. Seorang guru/dosen hendaklah menghindari sikap enggan mengajar murid/mahasiswa yang tidak tulus dalam niatnya, karena ketulusan niat akan tumbuh seiring dengan bertambahnya ilmu yang diperoleh. Oleh karena itu, seorang guru/dosen harus terus-menerus dan dengan berbagai cara memotivasi murid/mahasiswa agar memiliki tujuan belajar yang luhur.
2. Mendekatkan murid pada hal-hal terpuji. Guru/dosen harus mendekatkan murid dengan sesuatu yang terpuji, dan menjauhkan mereka dari hal-hal yang tercela. Guru/dosen juga harus memperhatikan kemaslahatan mereka, memperlakukan mereka dengan penuh kasih sayang, berlaku baik kepada mereka, dan bersabar atas kekurangan.
3. Guru/dosen juga harus berusaha menerima dengan lapang dada alasan-alasan murid yang dipandang masih mungkin dapat ditoleransi, disertai upaya untuk meredam perilaku kasarnya dengan nasihat dan kelembutan, bukan dengan cara yang keras dan kasar. Dalam tindakannya, guru/dosen bertujuan untuk mendidik murid/mahasiswa dengan baik, serta memperbaiki akhlak dan perilaku mereka.
4. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami saat mengajar, Dalam mengajar, guru/dosen hendaklah menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dengan tutur-kata yang baik.
5. Berusaha menyelesaikan masalah yang dihadapi murid/ mahasiswa dan menghadapinya dengan belas kasih.
6. Bersikap tawaduk terhadap murid/mahasiswa, serta tidak bermain-main, bercanda dan bersendau-gurau yang berlebihan sehingga akan menurunkan wibawanya.
7. Bersikap lemah-lembut saat mengajar, terutama terhadap murid/mahasiswa yang kurang dalam kemampuan menyimak dan mencerna pelajaran. Jangan menyindir apalagi mengolok-olok kekurangannya.
8. Tidak boleh malu dan takut mengatakan “saya tidak tahu” apabila ada masalah yang tidak diketahuinya atau kurang jelas maksudnya.
9. Ikhlas dan sungguh memperhatikan pertanyaan murid/ mahasiswa, dan berusaha memahaminya dengan betul-betul agar dapat menjawabnya dengan tepat.
10. Jangan takut untuk mencabut pernyataan atau penjelasan yang ternyata salah.

Demikianlah beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru/dosen, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Muraqi Ubudiyyah. (*)