HEADLINE

KAISAR : Dimensi Spiritual (Tauhidullah) Ibadah Ramadan

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COMLembaga Pengkajian dan Pengembangan Syiar Islam (LPPSI) Universitas Pasundan kembali menggelar Kajian Islam Ramadhan (Kaisar) dan tema kali ini Dimensi Spiritual (Tauhidullah) Ibadah Ramadan yang disampaikan oleh Ust Dr. H. Aam Amirudin,Lc yang diselenggarakan secara virtual, Senin (3/4/2023).

Dalam pembukaan Kaisar, Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU menyampaikan jika Kaisar ini diharapkan menjadi salah satu amalan ibadah selama bulan Ramadan.

“Kali ini, akan dikupas mengupas dimensi spritual di bulan Ramadan, karena kita tahu ibadah bulan suci Ramadan ini mengandung berbagai aspek, bukan hanya spritual namun dimensi lain yakni dimensi dimana kita hidup sebagai masyarakat sosial. Karena manusia yang paling bemanfaat adalah manusia yang memiliki manfaat untuk sesamanya disinilah dimensi sosial ini kita pupuk terutama di bulan ramadahan ini,” tuturnya.

Ditambahkannya, di bulan Ramadan menjalankan ibadah puasa dari mulai sejak terbit matahari sampai kepada tenggelam, melaksanakan saum, tarawih dan taraus dan ibadah amalan lainnya, menjadi starting poin untuk menjadi lebih baik di bulan berikutnya,

Kajian Ramadan Unpas. (Foto : tie/Pasjabar)

Sementara itu Ust Dr. H. Aam Amirudin,Lc menyampaikan jika Saum Ramadan merupakan salah satu proses dalam membentuk keimanan seseorang.

“Jadi kalau kita punya pohon, kita harus menyiraminya secara rutin, memberikan pupuk secara tepat dan mengedalikan hama, yang namanya Ramadan saum itu termasuk dalam proses ini. Jadi dalam satu tahun ada satu bulan dimana Allah SWT menghentikan makan minum untuk manusia agar focus kepada keimanan karena itu bagian dari perawatan besar, Dan ibadah sholat merupakan perawatan hariannya,” tuturnya.

Diungkapkannya, karakter keimanan mengalami pasang surut naik turun, atau disebut iman kufur. “Kalau iman tidak dirawat maka terus bertambah buruk kualitas iman kita, kalau sudah terpuruk maka Allah SWT akan membiarkan kita dalam kesesatan tidak tunjukan jalan yang baik. Oleh karenanya Ramadan menjadi media menjadi untuk megalami peningkatan menumbuhkan kembali karakter keimanan,”papar Aam.

Selain itu dijelaskan Aam, iman pun memiliki tingkatan, “Kami wariskan kepada Nabi Muhammad SAW ada ada umat nabi yang diatara ada mendzolimi dirinya, ada yang tengah -tengah dan ada juga yang berlomba-lomba dalam keimanan,” jelasnya.

Sehingga disebutkannya ada karakter iman ada tiga dan semua membuthkan perawatan, karena iman manusia memang mengalami pasang surut dan ada levelingnya.

“dalam hal pasang surut ini, Ramadahan menjadi peran besar dalam membangkitkan karaker iman kemudian bisa dipenuhi dimensi keimanan,” ungkap dosen Pascasarjana Unpas ini.

Dalam realisasinya dikatakan Aam iman harus membuat kita lebih cerdas dalam terminologi kecardasan spiritual bukan intelektual yakni kecerdasan spiritual adalah yang paling baik akhlaknya dan yang paling mudah yakni kesolehan yang disarakan oleh orang lain.

“Karena ada kesoleh atau ibadah verstikal yaitu yang dirasakan oleh kita sendiri karena hubungan kita atau ibadah kita dengan Tuhan, tapi yang berakhlakul kharimah yang dirasakan oleh orang lain. Jadi akhlak itu ibadah kita kepada Allah yang dirasakan oleh rang lain, itu adalah gambaran iman,” tuturnya.

Oleh karenanya di bulan Ramadan ada salah satu yakni kecerdasan sosial adalah dimensi akhlak salah satunya dalam menebar kebaikan kepada orang dan menyerukan kepada allah dan mengerjakan kebaikan dan menjadi orang yang berserah diri kepada allah.

Aam juga menyebutkan jika buah keimanan yakni melahirkan ketenangan, yakni mendapatkan kenikmatan kita syukur mendapatkan ujian kita sabar. Khwatir dan takut itu manusiawi namun semua bisa kembalikan kepada Allah SWT.

“Kedua Keberkahan itu artinya kenaikan yang memiliki nilai. Jadi orang yang berkah apapun jadi kebaikan, termasuk jika kita diberikan sakit itu bisa menjadi keberkahan jadi tidak ada keburukan. Ketiga, selalu mendapatkan pertolongan yakni pertolongan yang sesungguhnya adalah pertolongan saat di akherat. Karena kita tidak bisa saling menolong di akherat nanti,” paparnya.

Keempat, dijelaskannya yakni medapatkan hidayah, keimanan membuat hati terbuka sehingga apa yang dikerjakan sesara ringan dan kita menikmatinya.  Kelima, didoakan oleh malaikat, yakni iman bisa menyebabkan kita diodakan Malaikat untuk pengampunan. Dan keenam, surga dan keridhoannya.

“Kalau kita lihat tadi karater iman, realisasi iman dan buah keimanan ada dalam dimensi spiritual ibadah saum,” tutupnya. (tie)

Yatti Chahyati

Recent Posts

Tiga Kali Beruntun! Jawa Barat Kunci Gelar Juara Umum di PON 2024

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Kontingen Jawa Barat dipastikan berhasil mengunci gelar juara umum pada Pekan Olahraga…

10 menit ago

Bocah 4 Tahun Tertimpa Reruntuhan karena Gempa, Kang DS Sampaikan Duka

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Bupati Bandung Dadang Supriatna menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Fauzan,…

47 menit ago

BNPB Ajak Warga Tingkatkan Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Gempa

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Masyarakat yang terkena dampak gempa M4,9 diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi…

1 jam ago

Guru Besar Hanya Nama (GBHN)

Oleh: Dosen Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan Dpk FH UNPAS, Firdaus Arifin BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dalam…

2 jam ago

Pelantikan Pj Wali Kota Bandung: A Koswara Siap Lanjutkan Program Kerja

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, telah melantik A Koswara…

2 jam ago

Pestapora 2024: Pertamina Fastron Hadirkan Edukasi Otomotif di Tengah Festival Musik

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pertamina Fastron siap memeriahkan festival musik Pestapora 2024, yang akan diadakan di…

3 jam ago