Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Tim Visitasi Izin Operasional Rumah Sakit dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Dinkes Kota Bandung, Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) Jabar, dan DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) Kota Bandung melakukan visitasi ke Rumah Sakit Pasundan. Sebelumnya, tim ini juga sudah melakukan kunjungan pra visitasi beberapa bulan lalu.
RS Pasundan diproyeksikan menjadi RS pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan. RS Pasundan masuk klasifikasi rumah sakit kelas C dengan kapasitas 109 tempat tidur.
Tim visitasi yang dipimpin Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinkes Kota Bandung dr. Sri Erna P. Sitepu, MH.Kes. meninjau 9 unit, yaitu farmasi, pelayanan, sarana bangunan dan limbah, administrasi dan manajemen, perizinan OSS, Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS), fasilitas pendukung (lab, bank darah, instalasi radiologi), SDM, dan dapur gizi.
Direktur Ragawaluya Pasundan Medika yang juga Wakil Rektor II Unpas Dr. Ir. Yudi Garnida, M.P. menuturkan, pengembangan RS Pasundan memakan waktu kurang lebih 2 tahun.
“Kami mendapat pengalaman luar biasa, tentunya dengan terus meminta masukan dan saran, salah satunya melakukan perbaikan dari kegiatan visitasi agar RS Pasundan dapat terkelola dengan baik dan memberikan kontribusi kepada masyarakat,” tuturnya, Senin (15/5/2023).
Ia menambahkan, dalam waktu dekat, RS Pasundan juga bakal menjalani akreditasi. Sembari berjalan, RS Pasundan akan terus menambah fasilitas dan menyempurnakan sarpras, termasuk alur kerja dan penempatan ruangan berdasarkan koreksi dari tim visitasi.
Fasilitas
Sebelum pemeriksaan lapangan, Direktur RS Pasundan dr. Fery Fardian, M.MKes. menyampaikan profil rumah sakit. Ia menuturkan, untuk rumah sakit kelas C, jumlah tenaga medis yang diperlukan kurang lebih sebanyak 329 orang.
Rumah sakit yang berlokasi di Jl. Haji Wasid No. 1, Lebak Gede, Kecamatan Coblong ini memiliki sejumlah fasilitas, di antaranya IGD, ICU, poli umum, poli penyakit dalam, rekam medis, poli spesialis, lab kemoterapi, hemodialisa, dan ruang OK (kamar operasi).
“Ada 10 poli rawat jalan, yaitu poli klinik obgyn, anak, penyakit dalam, bedah umum, orthopedi, jantung, TB DOTS, gigi dan mulut, THT, dan mata,” jelasnya.
Untuk fasilitas penunjang medis, RS Pasundan memiliki lab patologi klinik, lab patologi anaomi, bank darah, pelayanan gizi, central sterile supply department (CSSD), radiodiagnostik, farmasi, kamar jenazah dan pemulasaran, dan rekam medis.
“Karena diperuntukkan sebagai RS pendidikan, kami berencana menambah layanan neuro centre, cardiac centre, dental care centre, radiologi intervensi, training centre, dan eye centre. Training tidak hanya bagi mahasiswa FK Unpas, tapi juga SDM di luar RS,” terangnya.
Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinkes Kota Bandung dr. Sri Erna P. Sitepu, MH.Kes. mengatakan, visitasi bertujuan menyesuaikan data di lapangan dengan data yang diunggah di laman OSS (Online Single Submission) untuk perizinan rumah sakit.
“RS Pasundan merupakan rumah sakit ke-40 di Kota Bandung. Di kunjungan kedua, sudah banyak kemajuan meski masih ada yang mesti diperbaiki dan ditingkatkan. Temuan dalam visitasi akan dijadikan rekomendasi dalam penerbitan izin operasional nanti. Adapun perbaikan dari hasil temuan maksimal 6 bulan,” paparnya.
“Mudah-mudahan, RS Pasundan menjadi pionir karena di bawah yayasan pendidikan dan kebudayaan (red- Paguyuban Pasundan),” sambungnya. (*/Nis)